Kinerja dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan sebagai sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan dan kemampuan kerja. Secara definisi, kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang telah dicapai oleh karyawan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang telah dibebankan. Namun, bagaimana cara kita mengetahui kualitas kerja karyawan? Untuk itulah diperlukan alat ukur kinerja karyawan.
Key Take Points
- Alat ukur kinerja karyawan sangatlah dibutuhkan oleh perusahaan agar para HRD dapat mengukur dan melakukan evaluasi kinerja setiap karyawan yang ada.
- Ada beberapa jenis alat ukur kinerja karyawan yang dapat digunakan oleh HRD perusahaan
- Terdapat 4 cara untuk menentukan alat ukur kinerja terbaik yang dapat Anda gunakan pada perusahaan Anda
Mengenal Alat Ukur Kinerja Karyawan
Alat ukur kinerja karyawan sangatlah dibutuhkan oleh perusahaan agar para HRD dapat mengukur dan melakukan evaluasi kinerja setiap karyawan yang ada. Alat ukur kinerja ini juga akan memudahkan HRD untuk melakukan penyesuaian dengan rencana kerja yang telah dsusush dengan kondisi saat ini.
Pada dasarnya, setiap pengukuran kinerja memiliki fungsi untuk mengarahkan, membatasi dan mengubah perilaku serta kinerja para karyawan. Untuk itu para HRD wajib memahami cara menentukan alat ukur kinerja yang tepat. Apabila tidak bisa menentukan alat ukur kinerja yang tepat, maka akan terjadi kesalahan berupa terlalu banyaknya alat ukur kinerja yang dibuat dan berakibat pada stress kerja dan menurunnya produktivitas karyawan.
Jenis- Jenis Alat Ukur Kinerja Karyawan
Ada beberapa jenis alat ukur kinerja karyawan yang dapat digunakan oleh HRD perusahaan. Setiap alat ukur ini memiliki cara yang berbeda-beda dalam mengukur kinerja karyawan, namun tetap memiliki fungsi dasar yang sama yaitu untuk mendapatkan hasil evaluasi dan penilaian kinerja karyawan. Berikut ini adalah jenis-jenis alat ukur kinerja karyawan:
- Traditional assessment
Atasan akan menilai langsung kinerja karyawan berdasarkan hasil pengamatan. Biasanya akan dilakukan diskusi secara tatap muka mengenai hasil pekerjaan, tugas dan tanggung jawabnya serta target pekerjaan yang telah dicapai. Namun metode ini memiliki kekurangan sebab bisa jadi hasil penilaiannya sangat subjektif karena hanya hasil pengamatan satu pihak.
- Management by Objectives (MBO)
Metode ini menilai kinerja karyawan berdasarkan tujuan yang ditetapkan dalam periode waktu tertentu. Proses MBO terdiri atas tiga tahap:
- Planning. Manajer dan karyawan bersama-sama mengidentifikasi dan menetapkan tujuan yang ingin dicapai beserta timeline. Tujuan ditetapkan dengan metode SMART (Specific, Measurable, Achievable, Realistic, Time-sensitive).
- Monitoring. Pada tahap ini kedua pihak dapat mengecek progres dan menilai sasaran kerja, apa yang sudah dicapai dan apa yang belum. Manajer dapat memberikan umpan balik kepada karyawan.
- Reviewing. Di tahap ini manajer dan karyawan mendiskusikan hasil akhir yang dicapai, kemudian karyawan diberi nilai berdasarkan hasil kinerja keseluruhan dalam satu periode.
- 360-Degree Feedback
Metode penilaian kinerja karyawan 360-Degree Feedback menggunakan umpan balik dari lingkaran pengaruh di sekeliling karyawan, yang meliputi manajer, rekan kerja, konsumen/pelanggan, dan laporan langsung. Metode ini lebih komprehensif memberikan penilaian dari beberapa sudut pandang. Penilaian kinerja ini melibatkan lima komponen:
- Self appraisal. Karyawan melihat kembali kinerja mereka dan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan sendiri, serta menggunakan formulir terstruktur untuk menghindari bias.
- Manager review. Manajer melakukan penilaian tradisional terhadap karyawan serta mengevaluasi tim.
- Peer review. Rekan kerja satu tim menilai kemampuan karyawan dalam bekerja sama, pengambilan inisiatif, dan kontribusi terhadap tim. Namun, pertemanan dan permusuhan dapat mempengaruhi penilaian tidak objektif.
- Subordinates Appraising Manager (SAM). Di sini, manajer penilai bawahan mengevaluasi karyawan berdasarkan laporan langsung.
- Customer/client review. Penilaian ini berdasar ulasan pelanggan atau klien yang berinteraksi dengan karyawan secara teratur.
- Assessment Center Method
Assessment Center menggambarkan bagaimana orang lain mengamati dan menilai karyawan dan pengaruhnya bagi kinerja karyawan. Penilaian dilakukan dengan metode partisipasi dalam simulasi sosial, diskusi informal, latihan pencarian fakta, pengambilan keputusan, dan permainan peran.
- Behaviorally Anchored Rating Scale (BARS)
Metode penilaian kinerja ini dapat mengukur pekerjaan secara kualitatif dan kuantitatif. BARS membandingkan kinerja karyawan dengan contoh perilaku spesifik yang diberi rating angka. Standar perilaku tersebut menjadi dasar penilaian kinerja. Misalnya, pelayanan pelanggan sesuai permintaan diberi rating empat, sedangkan pelayanan pelanggan sesuai permintaan dan tepat waktu diberi rating lima, dan seterusnya.
- Psychological Appraisals
Penilaian psikologis lebih banyak digunakan untuk mengidentifikasi potensi tersembunyi dalam diri karyawan. Fokus metode ini adalah analisis kinerja masa depan ketimbang kinerja masa lalu karyawan. Metode ini digunakan untuk menganalisis tujuh komponen utama kinerja karyawan, yaitu:
- Keterampilan interpersonal
- Kemampuan kognitif
- Kemampuan intelektual
- Kepemimpinan
- Karakter kepribadian
- Kecerdasan emosional
- Keterampilan terkait
- Human Resource (Cost) Accounting Method
Metode ini menilai kinerja karyawan melalui manfaat moneter yang dihasilkannya untuk organisasi. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan biaya mempertahankan karyawan (biaya perusahaan) dan kontribusi karyawan (nilai moneter) yang diperoleh oleh perusahaan. Kelebihan analisis biaya dan manfaat ini adalah dapat mengukur secara efektif biaya dan nilai yang dibawa karyawan ke dalam perusahaan, serta mengukur implikasi kinerja karyawan terhadap laba bisnis.
Cara Menentukan Alat Ukur Kinerja Karyawan
Dari berbagai banyak metode untuk mengukur kinerja karyawan, tentunya Anda akan mengalami kesulitan untuk memilih alat ukur yang tepat. Ada 4 cara untuk menentukannya, yaitu:
Tentukan Elemen yang Hendak Diukur
Hal pertama yang perlu dilakukan adalah menentukan elemen yang akan diukur secara spesifik. Umumnya elemen yang diukur berkaitan dengan efisiensi dan profitabilitas.
Setiap divisi memiliki faktor kunci yang menentukan keberhasilannya. Nah, para pemimpin perlu mengidentifikasi berbagai faktor itu sebagai alat ukur kinerja dan mencari indikator yang menentukan keberhasilan atau kegagalan di dalam mencapainya.
Bandingkan
Setelah para pemimpin memahami elemen apa saja yang perlu diukur, maka mereka perlu membuat tolak ukur yang jelas agar bisa melakukan pengukuran dengan rinci dan kritis. Dengan tolak ukur yang jelas, maka para karyawan pun akan semakin mampu untuk percaya kepada para pemimpin mereka.
Dengan tolak ukur yang jelas, para pemimpin juga mampu membandingkan kinerja karyawan di masa kini dengan dokumentasi kinerja pada periode-periode sebelumnya.
Tentukan Frekuensi
Para pemimpin juga perlu menentukan seberapa sering pengukuran kinerja akan dilakukan. Dengan frekuensi pengukuran kinerja yang tepat, para pemimpin akan tahu kapan mereka harus mengukur kinerja karyawan dan kapan mereka harus mengabaikan informasi tidak penting yang mungkin saja datang menghampiri.
Pengukuran yang Spesifik
Dengan pengukuran kinerja yang spesifik, para pemimpin akan mampu mengukur kinerja seluruh divisi, sehingga dapat menciptakan hasil evaluasi yang efektif dan korektif. Hal ini tentunya juga membantu para karyawan untuk menyempurnakan kinerja mereka dan jadi pribadi yang lebih bersemangat serta produktif.Â
Appsensi Sebagai Alat Ukur Kinerja Karyawan
Mengukur kinerja karyawan memerlukan software yang dapat menampung seluruh data karyawan dan memonitor hasil kerja karyawan secara real-time serta mudah digunakan. Appsensi adalah solusi terbaik untuk Anda yang memerlukan alat ukur kinerja karyawan.
Fitur-fitur yang dibutuhkan untuk membentuk alat ukur kinerja karyawan tersedia pada Appsensi. Mulai dari monitor kehadiran karyawan hingga penghitungan gaji serta tunjangan karyawan telah tersedia pada fitur-fitur Appsensi.
Mulai dari Fitur Absensi Online, Fitur Payroll, Earned Wage Access (EWA), Live-Tracking, Manajemen Shifting, Pengajuan Cuti dan Lembur, Perhitungan Pajak PPh21 terbaru hingga klaim cuti atau klaim reimburse dan lain sebagainya.
Tertarik untuk mengetahui lebih lanjut kemudahan-kemudahan yang disediakan oleh Appsensi? Klik link ini untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Appsensi.Â