Hero Blog General

Menggali tentang Inflasi: Dampak, Penyebab, dan Cara Menghadapinya

Oktober 20, 2023

Article by Aprilia

Inflasi, sebuah istilah dalam konteks ekonomi, merupakan perubahan sistematis dan berkelanjutan dalam harga barang dan jasa yang diukur oleh indeks harga konsumen (IHK). Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang inflasi, menjawab pertanyaan-pertanyaan penting, seperti apa yang dimaksud dengan inflasi, penyebab, dampak, dan bagaimana cara mengatasi inflasi.

Menggali tentang Inflasi: Dampak, Penyebab, dan Cara Menghadapinya

Key Takeaways

  • Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa seiring berjalannya waktu, terjadi karena permintaan tinggi atau kenaikan biaya bahan-bahan dan proses produksi.
  • Inflasi memiliki dampak yang beragam pada daya beli, pertumbuhan ekonomi, dan kebijakan. Tingkat inflasi yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat memberi dampak negatif.
  • Pemerintah dan bank sentral berperan penting dalam mengendalikan inflasi melalui kebijakan, seperti suku bunga dan kebijakan fiskal. Pemahaman tentang inflasi membantu pengambilan keputusan yang lebih bijaksana.

Definisi dan Penyebab Terjadinya Inflasi

Menurut Bank Indonesia, inflasi adalah fenomena ekonomi ketika harga-harga barang dan jasa secara umum mengalami kenaikan seiring berjalannya waktu. Hal ini berarti bahwa mata uang kita kehilangan daya beli seiring berjalannya waktu.

Inflasi terjadi karena sejumlah faktor yang memengaruhi permintaan dan penawaran dalam ekonomi. Untuk memahami penyebabnya, kita perlu memperhatikan dua faktor utama yang menjadi pemicu inflasi:

Definisi dan Penyebab Terjadinya Inflasi
sumber: investopedia

1. Demand-Pull Inflation

Demand pull inflation atau inflasi dorongan permintaan terjadi ketika permintaan untuk barang dan jasa melebihi penawaran yang tersedia. Ketika konsumen dan perusahaan mulai mengeluarkan lebih banyak uang untuk membeli barang atau jasa, produsen cenderung menaikkan harga mereka karena permintaan yang tinggi. Beberapa contoh penyebab inflasi dorongan permintaan adalah:

a. Pertumbuhan Ekonomi yang Cepat

Demand pull inflation dapat terjadi saat ekonomi tumbuh pesat, pendapatan masyarakat meningkat, dan permintaan atas barang atau jasa juga meningkat.

b. Kenaikan Pengeluaran Pemerintah

Jika pemerintah meningkatkan pengeluaran dalam program-program infrastruktur atau sosial, hal ini dapat meningkatkan permintaan agregat.

c. Kebijakan Moneter Longgar

Ketika bank sentral, seperti Bank Indonesia menurunkan suku bunga atau mencetak lebih banyak uang, hal ini dapat mendorong pengeluaran dan investasi sehingga menyebabkan inflasi

2. Cost Push Inflation

Cost push inflation atau inflasi dorongan biaya terjadi ketika biaya produksi barang dan jasa meningkat, sehingga mendorong produsen untuk menaikkan harga. Beberapa contoh penyebab inflasi dorongan biaya adalah:

a. Naiknya Biaya Produksi

Kenaikan upah pekerja, harga bahan baku, atau biaya lainnya dapat mendorong produsen untuk menaikkan harga sehingga menyebabkan inflasi.

b. Kenaikan Harga Komoditas

Perubahan harga komoditas global, seperti minyak bumi dapat berdampak besar pada biaya produksi di banyak sektor ekonomi.

c. Regulasi dan Pajak

Pemerintah yang menerapkan regulasi baru atau menaikkan pajak dapat memaksa produsen menaikkan harga produk mereka.

Melansir Investopedia, kombinasi inflasi dorongan permintaan dan inflasi dorongan biaya dapat menciptakan spiral inflasi, yaitu kenaikan harga dan permintaan saling memengaruhi satu sama lain. Ini adalah tantangan bagi pemerintah dan Bank Indonesia dalam mengelola tingkat inflasi agar tetap stabil sehingga tidak merugikan masyarakat secara berlebihan.

Baca juga: Melihat Prospek Bisnis Berbagai Bidang Di Era Society 5.0

Contoh Inflasi

Ada berbagai contoh inflasi yang dapat terjadi. Beberapa di antaranya, meliputi kenaikan harga bahan makanan, peningkatan harga properti, peningkatan tarif angkutan, naiknya harga komoditas seperti minyak, dan peningkatan harga barang-barang konsumsi masyarakat.

Dalam artikel ini, akan dibahas dua contoh inflasi secara lebih mendalam, antara lain:

1. Kenaikan Harga Bahan Makanan

Kenaikan harga bahan makanan adalah salah satu contoh yang paling sering terkait dengan inflasi. Hal ini terjadi karena beberapa alasan:

a. Biaya Produksi

Ketika biaya produksi bahan makanan meningkat, seperti biaya pupuk, pestisida, dan upah buruh, petani cenderung menaikkan harga produk mereka untuk menjaga profitabilitas. Hal ini disebabkan oleh inflasi dorongan biaya.

b. Permintaan Tinggi

Inflasi dorongan permintaan juga dapat berperan di sini. Jika permintaan masyarakat atas bahan makanan meningkat, petani dan produsen makanan dapat menaikkan harga untuk memanfaatkan permintaan yang tinggi.

c. Kenaikan Harga Energi

Biaya energi yang lebih tinggi, seperti bahan bakar untuk traktor pertanian dan kendaraan pengiriman juga dapat memengaruhi harga bahan makanan. Naiknya harga energi adalah salah satu faktor eksternal yang dapat meningkatkan biaya produksi, yang kemudian dapat menyebabkan inflasi dalam sektor makanan.

Dalam hal ini, inflasi berdampak langsung pada kantong konsumen, terutama mereka yang memiliki pendapatan terbatas. Kenaikan harga bahan makanan dapat mengurangi daya beli masyarakat dan meningkatkan ketidakpastian dalam perencanaan anggaran keluarga.

2. Peningkatan Harga Properti

Inflasi juga dapat memengaruhi sektor properti, yang mengarah pada kenaikan harga rumah dan properti komersial. Alasan mengapa hal ini bisa terjadi melibatkan:

a. Permintaan Tinggi

Ketika ekonomi tumbuh, permintaan akan rumah tinggal juga meningkat. Individu dan investor ingin memiliki atau berinvestasi dalam properti, yang mendorong harga naik. Ini adalah contoh inflasi dorongan permintaan.

b. Biaya Konstruksi yang Lebih Tinggi

Jika biaya bahan bangunan dan tenaga kerja meningkat, pengembang properti mungkin menaikkan harga jual properti mereka untuk mengkompensasi biaya yang lebih tinggi. Hal ini terkait dengan inflasi dorongan biaya.

c. Kebijakan Moneter

Suku bunga yang rendah dari Bank Indonesia dapat menginsentifkan pinjaman hipotek yang lebih mudah diperoleh. Hal ini dapat meningkatkan permintaan properti dan mendorong kenaikan harga.

Inflasi dalam sektor properti dapat memiliki efek yang signifikan pada kekayaan individu dan stabilitas finansial. Masyarakat yang ingin membeli rumah atau properti harus merencanakan anggaran yang lebih besar, sementara investor properti dapat melihat kenaikan nilai properti mereka. Namun, hal ini juga dapat menghasilkan kekhawatiran tentang aksesibilitas perumahan bagi mereka dengan pendapatan lebih rendah.

Bagaimana Cara Mengatasi Inflasi?

Inflasi dapat menjadi masalah ekonomi yang serius jika dibiarkan tidak terkendali. Oleh karena itu, pemerintah dan Bank Indonesia harus mengambil langkah-langkah untuk mengatasi inflasi. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat digunakan untuk mengendalikan tingkat inflasi:

Kebijakan Moneter:

  • Menentukan Suku Bunga: Bank Indonesia memiliki alat utama dalam mengendalikan inflasi melalui suku bunga. Menaikkan suku bunga dapat mengurangi pengeluaran dan pinjaman, sehingga dapat mengurangi permintaan agregat dan tekanan inflasi.
  • Kebijakan Kuantitatif: Bank Indonesia juga dapat menerapkan kebijakan nonkonvensional, seperti pembelian aset (quantitative easing) atau mengatur persyaratan cadangan bank untuk mengendalikan suplai uang.

Kebijakan Fiskal:

  • Pengaturan Anggaran: Pemerintah dapat mengontrol inflasi melalui kebijakan pengeluaran dan pendapatan. Mengurangi pengeluaran pemerintah atau meningkatkan pajak dapat mengurangi permintaan agregat dan mencegah inflasi.
  • Stimulus Ekonomi: Sebaliknya, dalam situasi ketika inflasi rendah atau terjadi deflasi, pemerintah dapat menerapkan stimulus ekonomi dengan meningkatkan pengeluaran untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
  • Intervensi di Pasar: Pemerintah dapat melakukan intervensi langsung di pasar untuk mengendalikan harga barang-barang penting, seperti bahan makanan. Hal ini dapat mencakup penyediaan subsidi atau menstabilkan harga dengan campur tangan dalam penawaran dan permintaan.
  • Kontrol Harga dan Regulasi: Pemerintah dapat menerapkan kontrol harga pada barang-barang esensial atau regulasi untuk membatasi kenaikan harga yang drastis. Cara ini dilakukan untuk melindungi konsumen dari dampak inflasi yang berlebihan.
  • Kebijakan Upah: Pemerintah dapat memengaruhi inflasi melalui kebijakan upah minimum. Menaikkan upah minimum dapat meningkatkan daya beli pekerja, tetapi juga dapat mendorong produsen untuk menaikkan harga produk mereka.
  • Mengendalikan Suplai Uang: Bank Indonesia juga dapat mengendalikan inflasi dengan mengatur jumlah uang yang beredar. Mereka dapat membatasi pertumbuhan suplai uang untuk menghindari tekanan inflasi.
  • Kontrol Inflasi Expectations: Penting untuk mengendalikan harapan inflasi masyarakat. Jika masyarakat percaya bahwa inflasi akan meningkat, mereka mungkin menyesuaikan perilaku mereka (seperti menaikkan harga jual atau meminta kenaikan upah), yang dapat menjadi kendala tambahan untuk mengendalikan inflasi.
  • Kebijakan Mata Uang: Mengintervensi dalam nilai tukar mata uang nasional dapat memengaruhi harga impor dan ekspor, yang pada gilirannya berpengaruh pada inflasi.

Penting untuk diingat bahwa tidak ada pendekatan satu ukuran cocok untuk mengendalikan inflasi, dan tindakan yang diambil dapat bervariasi tergantung pada situasi ekonomi dan kebijakan yang diterapkan. Pengendalian inflasi adalah tantangan yang kompleks, dan pemerintah dan Bank Indonesia harus mempertimbangkan berbagai faktor untuk menjaga inflasi pada tingkat yang dapat diterima yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Apakah Inflasi Selalu Merugikan?

Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah tidak selalu. Sedikit inflasi adalah hal yang wajar dalam ekonomi yang tumbuh. Namun, inflasi yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat berdampak negatif pada ekonomi.

Beberapa kelompok yang dapat diuntungkan dengan adanya inflasi adalah:

  • Pengusaha: Pengusaha dan produsen produk dapat menaikkan harga produk mereka.
  • Pemberi Utang: Utang yang mereka terima akan bernilai lebih rendah secara riil.

Baca juga: UMKM adalah: Pelajari Pengertian, Ciri, dan Perannya

Mengatasi Tantangan Inflasi dengan Bijak: Penghitungan Penggajian yang Efektif dengan Appsensi

Dalam lingkungan ekonomi yang terpengaruh oleh inflasi yang semakin meningkat, pengelolaan keuangan perusahaan menjadi lebih menantang dari sebelumnya. Pada khususnya, para eksekutif HR dan manajemen perusahaan harus menghadapi tekanan untuk menjaga stabilitas keuangan dan meminimalkan dampak inflasi pada pengeluaran operasional. Inilah saatnya ketika kehadiran Appsensi menjadi sebuah keharusan.

Dengan Appsensi, Anda tidak hanya memiliki alat yang andal untuk mengelola kehadiran karyawan, tetapi juga solusi canggih untuk menghitung penggajian secara otomatis berdasarkan data kehadiran mereka. Fitur ini tidak hanya menghemat waktu berharga Anda, tetapi juga meminimalkan potensi kesalahan manusia dalam perhitungan gaji, yang dapat mengakibatkan pengeluaran tidak terduga.

Selain itu, Appsensi memberikan kemampuan untuk mengoptimalkan alokasi sumber daya dengan mudah. Anda dapat dengan cepat melihat data kehadiran untuk merencanakan penempatan sumber daya yang efisien, menghindari pembiayaan yang tidak perlu, dan memaksimalkan produktivitas dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi yang disebabkan oleh inflasi.

Tertarik untuk mencoba menggunakan Appsensi? Atau jika Anda mempunyai pertanyaan seputar layanan Appsensi, jangan ragu untuk hubungi kami atau klik link ini untuk coba gratis selama 30 hari.

Aprilia

Human Resources Consultant

Artikel Terkait

Top Artikel

Tulis Komentar

Nama

Email

Komentar

TOC Icon