Hero Blog General

Menangani Masalah dengan Risk Management

Maret 24, 2022

Article by Ricky Caesar Sam

Berdasarkan definisi secara harfiah, pengertian risiko adalah suatu potensi akan terjadinya peristiwa yang berdampak buruk bagi diri sendiri maupun organisasi. Risiko dapat diartikan sebagai hal negatif yang dari suatu tindakan. Pada bidang bisnis, risk management adalah serangkaian usaha dan rencana untuk menghindari dan meminimalkan risiko yang terjadi dengan cara memonitor, melacak, dan melakukan sesuatu untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan oleh risiko yang dihadapi.

Solusi manajemen tim untuk lebih produktif

Risk management adalah

Definisi Risk management adalah sebuah keahlian yang penting untuk dimiliki oleh seorang pengusaha. Dalam setiap perusahaan yang terdapat aktivitas bisnis, tidak menutup kemungkinan bahwa risiko akan terjadi. Risiko harus dikelola dengan bijak untuk menghindari kerugian perusahaan.

Jenis-jenis risiko dalam manajemen risiko perusahaan

Untuk memahami lebih dalam tentang risk management, simaklah beberapa risiko yang umum dihadapi perusahaan berikut ini:

1. Risiko bisnis

Jenis risiko pertama ini paling umum ditemukan di tiap organisasi. Risiko bisnis berhubungan langsung dengan aktivitas operasional perusahaan seperti penerapan K3, capital budgeting, biaya produksi, pelatihan dan pengembangan SDM, dan lain-lain.

2. Risiko geografis

Jenis risiko kedua adalah risiko dari bidang geografis. Risiko geografis timbul sebagai konsekuensi lokasi fisik perusahaan. Contohnya perusahaan berada di daerah rawan gempa, tsunami, banjir, longsor, dan berbagai bencana alam lainnya. Manajemen risiko yang dapat dilakukan untuk menghadapi masalah ini adalah dengan mengasuransikan aset untuk mengurangi biaya pengurusan aset yang hilang, simulasi bencana untuk menjaga keselamatan pekerja, dan mitigasi bencana.

3. Risiko politik

Jenis risiko ketiga ini ada sebagai konsekuensi kondisi politik dan kebijakan hukum yang ada pada suatu negara seperti anomali kebijakan, konflik perebutan kekuasaan dan sebagainya.

4. Risiko ketidakpastian ekonomi

Ketidakpastian ekonomi nasional menjadi risiko keempat dalam manajemen risiko. Hal-hal yang dapat menjadi masalah yaitu ketidakstabilan nilai mata uang, bubble economy, dan ancaman inflasi yang juga dapat berpengaruh pada biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk bahan baku.

5. Risiko persaingan

Jenis risiko terakhir yang tidak dapat dihindari perusahaan dalam menjalankan bisnisnya yaitu persaingan. Persaingan timbul sebagai konsekuensi kerasnya kompetisi dalam industri. Dengan memiliki tim advokasi hukum untuk bisnis dan menyiapkan rencana strategi antisipasi gerakan kompetitor, organisasi dapat menghadapi jenis risiko ini.

Baca juga: Memahami Strategi Korporasi di Perusahaan

Risk management adalah

Tujuan risk management

1. Melacak sumber risiko

Tujuan pertama dari risk management adalah melakukan serangkaian upaya untuk melacak dan mengurangi dampak dari risiko dengan mencari akar masalah yang berpotensi menimbulkan kerugian keuangan, gangguan keamanan, aktivitas yang merugikan, dan ancaman produktivitas bisnis. Pelacakan ini dilakukan dengan riset dan analisis dari seluruh aktivitas bisnis mulai dari tahap produksi hingga pengelolaan aset perusahaan.

2. Menyediakan informasi

Tujuan kedua dari risk management merupakan menyediakan informasi mengenai asal risiko yang terjadi di perusahaan. Seorang manajer risiko (risk manager) harus menyusun laporan risiko berdasarkan data yang diperoleh dari upaya mengendalikan dampaknya.

3. Meminimalkan kerugian

Setelah risiko ditemukan dan dilakukan analisis, pihak-pihak yang terkait harus melakukan upaya untuk mengurangi maupun menghindari risiko sehingga keberlangsungan bisnis tidak terancam. Pada hal ini, risk manager dapat membantu para pihak yang berkepentingan untuk menemukan solusi sebagai penanganan risiko, seperti menghilangkan potensi, meminimalkan, hingga memindahkan risiko ke pihak lain.

4. Memberikan rasa aman

Salah satu maksud dari risk management adalah agar pemangku kepentingan (stakeholder) merasa lebih aman dan percaya akan integritas perusahaan. Dalam hal ini, stakeholder yang dimaksud bukan hanya investor tapi juga pekerja, pemasok, asuransi, dan berbagai pihak lainnya yang memiliki kepentingan dengan perusahaan.

5. Menjaga stabilitas dan pertumbuhan perusahaan

Tujuan terakhir dari risk management adalah menjaga stabilitas dan pertumbuhan perusahaan. Kehadiran risk management memungkinkan adanya penanganan lebih cepat terhadap kegiatan-kegiatan yang mengancam pertumbuhan dan stabilitas perusahaan.

Baca juga: Berbisnis secara Etis dengan Memahami Etika Bisnis

Manfaat risk management

Risk management adalah komponen penting dari pengelolaan risiko perusahaan dan merupakan perlindungan perusahaan dari berbagai masalah. Risk management memiliki proses yang panjang dan berkelanjutan. Berikut beberapa manfaat memahami risk management:

1. Membantu perusahaan mencapai visi dan misi

Pertama, risk management membantu perusahaan mencapai visi, misi, dan tujuannya. Kesulitan dan kegagalan dapat dihadapi dengan tata kelola perusahaan dan proses serta rencana (strategi) risk management yang baik dan benar.

Manfaat risk management

2. Mencegah terjadinya kolaps

Kedua, risk management mencegah terjadinya kolaps pada perusahaan. Proses risk management merupakan salah satu solusi untuk mencegah terjadinya kolaps pada perusahaan. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan kerugian perusahaan adalah cara mengelola keuangan yang tidak benar dan fraud oleh pekerjanya.

3. Meningkatkan keuntungan perusahaan

Ketiga, manajemen risiko dapat meminimalisir ancaman hal yang merugikan sehingga dapat meningkatkan keuntungan perusahaan. Dengan menggunakan manajemen risiko sumber daya yang dikelola dapat dianalisis sehingga dapat digunakan dengan efisien dan efektif.

4. Menjaga kepercayaan dari stakeholder

Manfaat terakhir dari manajemen risiko adalah menjaga kepercayaan para pemangku kepentingan (stakeholder) di perusahaan. Kepercayaan dari stakeholders ini dapat menjaga reputasi bisnis dan nama baik perusahaan serta dapat mengundang stakeholders lain yang ingin bekerjasama dengan perusahaan.

Komponen risk management

Komponen dalam suatu risk manajement atau manajemen risiko yaitu:

1. Sasaran analisis risiko

Komponen pertama dari manajemen risiko adalah apa sasaran dan tujuan dari dilakukannya risk assessment? Sebelum melakukan riset dari akar masalah di perusahaan, lakukan lah penentuan sasaran secara objektif tentang dilakukannya risk assessment. Contoh sasaran yang umum digunakan yaitu pencegahan fraud, menghindari piutang tak tertagih dan masih banyak lagi.

2. Potensi risiko dari lingkungan

Komponen kedua dari manajemen risiko adalah lingkungan yang berpotensi menimbulkan risiko. Dalam sebuah perusahaan, setiap divisinya memiliki jenis risiko yang berbeda-beda sehingga strategi manajemen risiko harus dibuat dengan beragam disesuaikan dengan seluruh divisi yang terdapat di perusahaan tersebut.

3. Identifikasi risiko

Setelah menemukan akar masalah dari lingkungan, tindakan ketiga dari manajemen risiko adalah mengidentifikasi risiko dan memahami kejadian penyebab risiko yang sudah terjadi. saat mengidentifikasi hal ini, hal yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan risk assessment untuk melakukan analisis risiko di perusahaan. Peristiwa-peristiwa yang mungkin ditemukan ketika melakukan identifikasi yaitu kecelakaan kerja, kesalahan pengolahan, dan sebagainya.

4. Valuasi jenis risiko

Komponen keempat dalam manajemen risiko adalah dengan menentukan valuasi atau tingkatan dari setiap jenis risiko yang ada. Setelah melakukan identifikasi, selanjutnya adalah valuasi. Penentuan valuasi ini dilakukan berdasarkan frekuensi dan seberapa merugikan dampak yang ditimbulkan dari suatu masalah.

Jenis-jenis risiko berdasarkan frekuensi:

  • Kemungkinan sering terjadi (most probable)
  • Kemungkinan terjadi (probable)
  • Kemungkinan kadang terjadi (fair)
  • Kemungkinan kecil terjadi (slight)
  • Kemungkinan tidak terjadi (improbable)

Jenis-jenis risiko berdasarkan tingkat kerugian:

  • Bencana (catastrophic)
  • Kerugian tinggi (high loss)
  • Kerugian sedang (medium loss)
  • Kerugian rendah (low loss)
  • Dapat diabaikan (negligible)

5. Pengambilan keputusan atas risiko

Langkah kelima dari manajemen risiko adalah menangani risiko dengan proses pengambilan keputusan dan kebijakan atas suatu peristiwa yang terjadi. Setelah menemukan jenis dan valuasi risiko, perusahaan dapat melakukan pengambilan tindakan atau pembuatan kebijakan sesuai dengan jenis dan valuasi risiko. Contoh keputusan dan kebijakan yang dapat dilakukan yaitu dengan mengawasi, mengendalikan, memindahkan, hingga melenyapkan akar masalah.

6. Dokumentasi proses manajemen risiko

Risiko yang sudah ditangani dapat muncul kembali di masa depan atau disebut dengan istilah relapse. Maka dari itu, dokumentasi dari proses manajemen risiko perlu dilakukan agar jika hal negatif terulang kembali di masa depan, ada catatan yang dapat dilihat dan dipelajari untuk menanganinya.

7. Menginformasikan risiko kepada pemangku kepentingan (stakeholders)

Pada langkah terakhir, kejadian yang terjadi sebaiknya diinformasikan kepada pemangku kepentingan (stakeholders) yang berhubungan langsung dengan bisnis yang dilakukan perusahaan. Penyampaian informasi ini dapat dilakukan melalui rapat koordinasi atau penyerahan dokumentasi proses manajemen risiko yang sudah dilakukan pada langkah sebelumnya.

Baca juga: Mengenal Business Model Canvas dalam Perencanaan Bisnis

Komponen risk management

Prinsip-prinsip risk management

Dalam penerapan risk management, terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan, antara lain:

1. Perumusan tujuan

Visi dan misi yang jelas merupakan pedoman penentuan langkah-langkah rasional dan strategi yang harus ditempuh perusahaan, salah satunya yaitu tujuan pengelolaan risiko yang ingin dicapai melalui rencana, strategi, dan langkah antisipasi.

2. Kesatuan arah

Dalam menjalankan dan bekerja di perusahaan, seluruh anggota perusahaan mulai dari pimpinan hingga bawahan harus memiliki tujuan kerja yang sama. Pimpinan juga diharapkan bisa mengarahkan anggotanya menuju ke tujuan yang sama melalui instruksi yang diberikannya, sehingga hasil akhir pekerjaan sesuai dengan apa yang diharapkan.

3. Pembagian kerja dan wewenang

Pembagian kerja dan wewenang dalam sebuah perusahaan penting untuk dilakukan agar setiap bagian memahami secara jelas pekerjaan, wewenang, dan tanggung jawab yang berada di pundaknya. Dengan begitu, hasil akhir dari pekerjaan dapat dicapai dengan maksimal sesuai harapan dan arahan dari pemimpin.

4. Koordinasi

Salah satu fungsi dari manajemen adalah koordinasi, sinkronisasi, dan integrasi perusahaan dilakukan demi tercapainya tujuan secara efektif dan efisien. Kehadiran koordinasi diharapkan tidak membuat pekerjaan menjadi tumpang tindih dan seluruh karyawan menunaikan tanggung jawabnya.

5. Pengawasan

Pendekatan melalui pengawasan digunakan untuk mengidentifikasi seberapa banyak pekerjaan yang telah dilakukan, sampai mana progress pekerjaan, bagaimana hasil pekerjaan, apakah tanggung jawab karyawan sudah dipenuhi dan apakah pekerjaan dilakukan sesuai dengan perencanaan. Pengawasan juga dilakukan untuk menghindari penyalahgunaan wewenang.

Mencegah risiko bersama Appsensi

Appsensi aplikasi absensi online berbasis mobile menyediakan fitur Objective Key Result (OKR) dan performance review. Kedua fitur ini dapat digunakan untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja serta kemampuan karyawan secara akurat dan sistematis sehingga perusahaan dapat melakukan pencegahan risiko yang dapat terjadi di masa depan. Penasaran dengan fitur-fitur lain di Appsensi? Klik informasi nya lebih lanjut di sini atau isi form di bawah ini untuk berkonsultasi bersama para specialist kami:

Ricky Caesar Sam

Head of Sales and Marketing Appsensi

Artikel Terkait

Top Artikel

Tulis Komentar

Nama

Email

Komentar

TOC Icon