Setiap perusahaan pasti pernah mengalami banyak kesulitan dan masalah dalam proses mencapai tujuan. Masalah yang dihadapi biasanya terdiri dari berbagai masalah baik internal maupun eksternal. Apa yang akan dilakukan perusahaan ketika dilanda masalah?
Tentunya perusahaan akan mencoba mencari solusi terbaik dalam menyelesaikan masalahnya. Salah satu solusi yang dapat digunakan oleh perusahaan yaitu metode scrum. Metode scrum merupakan jenis Agile yang paling populer. Penting bagi Anda untuk mengetahui pengertian scrum, tahapan, bahkan manfaatnya jika Anda bekerja dalam suatu perusahaan atau sedang melakukan sebuah proyek. Anda bisa membaca artikel ini lebih lanjut untuk meningkatkan pemahaman tentang metode scrum.
Pengertian Scrum
Scrum adalah kerangka kerja dalam manajemen proyek yang berfokus kepada kerja tim, akuntabilitas, dan kemajuan untuk mencapai tujuan yang terdefinisi dengan baik. Scrum dapat membantu anggota tim untuk bekerja sama dan menangani tugas-tugas kompleks dengan cara yang efektif.
Pendekatan ini mengharuskan tim untuk mengembangkan hipotesis tentang bagaimana pemikiran mereka untuk menyelesaikan tugas, mempraktikkan metode yang mereka usulkan, menilai prosesnya, dan menyesuaikannya berdasarkan feedback. Scrum merupakan salah satu bagian dari metodologi yang tangkas dalam memenuhi tujuan proyek perusahaan dengan cara yang cepat dan efektif melalui pengembangan dan pengujian berkelanjutan.
Scrum juga bisa diartikan sebagai sistem pengembangan produk yang memungkinkan product developer bisa membuat produk agar dapat dikirim lebih cepat dan efisien. Tim dapat memanfaatkan berbagai proses, keterampilan, dan teknik yang ditawari oleh kerangka kerja scrum untuk membantu memenuhi objektif mereka.
Pengembang dapat meninjau setiap bagian dengan membagi proses kompleks segmen yang lebih kecil. Hal ini dilakukan seiring jalan ketika bergerak menuju produk akhir. Scrum tidak hanya mempersingkat proses, membuatnya lebih efisien, namun juga menyoroti proses efektivitas yang terjadi untuk meningkatkan pengembangan produk seperti manajemen, sistem, dan lingkungan.
Tahapan Sprint
Menjalankan kerangka scrum umumnya terdiri dari pembagian pekerjaan tim menjadi blok sementara yang disebut sprint, baik yang pendek maupun yang periodik. Sprint biasanya berlangsung antara dua hingga empat minggu yang mencakup titik awal, daftar persyaratan, dan tujuan yang biasanya didasarkan pada prioritas klien.
Setiap sprint memiliki serangkaian tahapan yang disebut event, yaitu :
1. Daily scrum
Tahap ini merupakan pertemuan singkat yang berlangsung di tempat dan waktu yang sama setiap harinya. Melalui pertemuan ini, tim akan meninjau pekerjaan yang diselesaikan pada hari sebelumnya dan merencanakan apa yang akan dilakukan dalam 24 jam ke depan. Waktu tersebut juga sering digunakan oleh anggota tim untuk mendiskusikan berbagai kemungkinan masalah yang dapat menghalangi proses penyelesaian proyek.
2. Sprint
Sprint merupakan kerangka waktu dimana pekerjaan harus diselesaikan, biasanya dalam kurun 30 hari. Sprint baru akan dimulai tepat setelah akhir dari sprint sebelumnya.
3. Sprint planning meeting
Dalam pertemuan ini, semua orang dalam tim scrum berkolaborasi dan berpartisipasi untuk menentukan tugas dengan prioritas paling tinggi dan menetapkan tujuan. Hal ini biasanya terjadi sebelum tahap setiap sprint dan mendefinisikan pendekatan keseluruhan berdasarkan tujuan backlog project dan tenggat waktu. Pada akhirnya akan diputuskan satu perangkat lunak yang dapat digunakan, diproduksi, serta peningkatannya.
4. Sprint review
Setelah menyelesaikan sprint, tim akan mendiskusikan pengaruhnya terhadap product backlog dan menilai apakah sprint membuat kemajuan dalam menyajikan produk akhir kepada klien.
5. Sprint retrospective
Sprint retrospective merupakan pertemuan yang diadakan setelah sprint berakhir. Selama pertemuan ini, semua orang akan merenungkan kembali prosesnya seperti mencatat aspek positif dan negatif dari sprint yang telah selesai. Tujuan penting dari tahap ini yaitu untuk memastikan tidak mengulangi kesalahan yang sama dan agar praktik kedepannya lebih baik.
Baca juga: Manfaat OKR (Objectives and Key Results) dan Contohnya
Apa itu Scrum Artifacts?
Artefak di dalam scrum product development digunakan untuk melihat apa yang telah dilakukan dan apa yang masih di dalam waiting list. Scrum artifacts sangat digunakan dalam tahap sprint planning meeting. Artefak scrum meliputi:
1. Product backlog (jaminan produk)
Hal ini mengacu pada apa yang perlu dilakukan perusahaan. Selama sesi perawatan backlog product, tim pengembangan akan bekerja sama dengan pemilik bisnis dalam memprioritaskan pekerjaan yang telah menjadi tanggung jawab. Jaminan simpanan produk dapat disesuaikan selama proses.
2. Sprint backlog
Sprint backlog merupakan daftar tugas yang harus diselesaikan sebelum item jaminan produk yang dipilih akan dikirimkan.
3. Product increment (peningkatan produk)
Pada artefak ini berisi apa saja yang telah dicapai selama sprint serta apa yang telah dibuat selama sprint sebelumnya. Peningkatan produk mencerminkan seberapa banyak kemajuan yang telah dibuat.
4. Burn down
Burn down chart merupakan representasi visual dari jumlah pekerjaan yang masih harus diselesaikan. Bagan burn down memiliki sumbu x yang menunjukkan kerja dan sumbu Y menunjukkan waktu.
Peran Software Development Scrum
Peran scrum meliputi :
1. Product owner
Product owner berfungsi sebagai penghubung antara tim pengembangan dan pelanggannya. Pemilik produk akan bertanggung jawab untuk memastikan harapan untuk produk telah selesai dipenuhi, dikomunikasikan, dan disepakati.
2. Scrum Master
Scrum Master disebut sebagai fasilitator proyek. Mereka memastikan praktik terbaik scruim diikuti. Mereka harus menjadi pemimpin dan manajer proyek yang baik dan terampil baik dalam kolaborasi, resolusi konflik, dan peningkatan proses.
3. Development team
Anggota tim pengembangan scrum bekerja sama untuk membuat dan menguji rilisan tambahan dari produk akhir. Para developer harus mengetahui praktik pengembangan scrum dan Agile.
Perbedaan Scrum Dengan Agile
Jika Anda melihat dengan sekilas, Agile dan Scrum terlihrat mirip. Keduanya sering membingungkan karena sama-sama bergantung pada proses berulang, interaksi klien, dan pengambilan keputusan kolaboratif. Namun jika diperhatikan baik-baik, keduanya memiliki perbedaan.
Perbedaan utama antara Agile dan Scrum terletak pada pengertiannya. Agile merupakan filosofi manajemen proyek yang menggunakan serangkaian nilai atau prinsip inti, sedangkan scrum adalah metodologi Agile khusus yang digunakan untuk memfasilitasi proyek.
Perbedaan penting lainnya yang bisa Anda perhatikan yaitu:
- Agile merupakan filosofi, sedangkan scrum adalah jenis metodologi Agile.
- Scrum dipecah menjadi sprint yang lebih pendek dan hasil yang lebih kecil, sementara pada Agile semuanya dikirimkan pada akhir proyek.
- Agile melibatkan anggota dari berbagai tim functional, sementara tim proyek Scrum mencakup peran-peran tertentu seperti Scrum Master dan Product Owner.
- Selain itu, Scrum merupakan pendekatan Agile. Sedangkan Agile tidak selalu berarti Scrum, karena ada banyak metodologi yang berbeda jika menggunakan pendekatan Agile untuk manajemen proyek.
Manfaat Scrum
Kerangka kerja scrum memiliki berbagai manfaat, seperti:
1. Produk berkualitas
Proses scrum dapat dibangun melalui feedback dan perbaikan berkelanjutan. Yang mana hasilnya dapat digunakan oleh tim developer untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi.
2. Kinerja tim
Scrum menciptakan tim software developer yang kohesif untuk berkomunikasi secara efektif, memenuhi tenggat waktu, dan memecahkan masalah bersama. Selain itu, scrum juga menciptakan kepercayaan satu sama lain, saling menghormati, dan memahami bahwa waktu mereka berharga. Dengan scrum, para pengembang dapat mengerjakan konsep baru, mencoba ide baru, dan mengambil kepemilikan produk.
3. Fleksibilitas
Dengan scrum, para tim harus menyesuaikan alat dan proses mereka sesuai dengan keadaan yang terjadi saat ini. Definisi produk dapat berubah seiring baru bahkan saat pengembangan berlangsung. Rapat product backlog reguler memungkinkan tim untuk mengatur ulang prioritas sebelum produk dipindahkan ke sprint.
4. Mengurangi risiko
Scrum berfokus pada kecepatan pengiriman yang dapat diprediksi dan berkelanjutan serta feedback yang konsisten dan dapat memberi kesempatan bagi tim untuk mengurangi risiko lebih awal. Sprint pendek akan membiarkan tim gagal dengan cepat jika ide tersebut tidak berhasil, untuk menjaga risiko kegagalan tetap terkendali.
5. Menghemat waktu
Scrum bertujuan untuk merilis produk dan fitur-fiturnya dalam peningkatan yang dapat diprediksi menggunakan sprint yang terdefinisi dengan baik. Dengan scrum, semua produk tidak perlu dilakukan diberikan fitur yang akan dirilis. Sprint dirancang untuk menambahkan fitur yang dapat dikirim setiap mengalami peningkatan dan update. Ada juga sebutan produk kompleks yang berarti produk lengkap dengan fitur yang dikirimkan tersebut.
6. Return on investment yang lebih tinggi
Manfaat gabungan scrum akan menghasilkan ROI yang lebih tinggi. Feedback yang konstan dapat mengurangi biaya untuk menebus atau membayar kesalahan di akhir proses dan banyak produk memiliki kualitas yang baik (tidak cacat). Selain itu, mempersingkat waktu sampainya produk ke pasar dan rilis tambahan dapat menghasilkan pendapatan lebih cepat.
Tiga Pilar Scrum
Scrum terdiri atas tiga pilar utama yaitu adaptasi, inspeksi, dan transparansi.
1. Scrum transparency
Setiap langkah di dalam sprint sangat transparan, sehingga memungkinkan bagi semua orang yang terlibat dalam proyek dapat melihat perkembangan produk dari awal hingga saat mencapai penerima akhir.
2. Scrum inspection
Keberhasilan bergantung pada kemampuan dan usaha tim untuk memeriksa artefak scrum. Inspeksi adalah kunci yang digunakan untuk mengidentifikasi divergensi atau masalah yang berpotensi menyusahkan sejak awal.
3. Scrum adaptation
Scrum bergantung pada adaptasi. Bahkan jika satu bagian dari proses yang telah ditentukan sebelumnya menyimpang, atau kesalahan yang dapat ditoleransi, atau bahkan dihasilkan produk yang tidak dapat diterima, maka teori Scrum memiliki penetapan bahwa pengembang harus sesegera mungkin melakukan penyesuaian. Untuk meminimalkan penyimpangan lebih lanjut, scrum mendorong perubahan yang terjadi dengan cepat. Hal ini karena adaptasi akan semakin sulit jika diterapkan semakin lama dengan menunggu saja. Teori scrum mengatakan bahwa tim dapat menjadi lebih efektif ketika beradaptasi setelah inspeksi mengungkapkan informasi baru.
Scrum Values
Lima nilai dari scrum yaitu :
1. Komitmen
Setiap anggota tim harus berkomitmen penuh untuk menyelesaikan tugas mereka dengan kemampuan terbaik dan berkolaborasi secara efektif dengan anggota tim lainnya
2. Fokus
Setiap anggota tim harus sepenuhnya fokus kepada tugas mereka dan bagaimana penyelesaian yang mampu berhasil mempengaruhi tujuan sprint
3. Keterbukaan
Setiap anggota tim harus jujur dan terbuka mengenai proses penyelesaian tugas mereka sendiri. Mereka juga perlu berbagi berbagai tantangan dengan anggota lainnya untuk bekerja sama dalam menemukan solusi.
4. Rasa hormat
Setiap anggota tim harus mengakui kontribusi individu tiap rekan satu tim dan mempercayai setiap orang untuk menyelesaikan tugas mereka dengan kemampuan terbaiknya. Mereka juga harus terbuka untuk ide-ide baru dan mengakui pencapaian semua anggota tim.
5. Keberanian
Setiap anggota tim perlu memiliki keberanian untuk sepenuhnya transparan dengan rekan satu tim dan kepentingan proyek. Baik mengenai kemajuan proyek secara keseluruhan, tantangan spesifik yang mereka hadapi, dan mengusulkan perubahan jika diperlukan.
Sejarah Scrum
Dasar kerangka scrum pertama kali diperkenalkan pada tahun 1986 melalui artikel Harvard Business Review yang berjudul “The New New Product Development Game”. Artikel ini dibuat oleh Hirotaka Takeuchi dan Ikujiro Nonaka. Para penulis menggambarkan dua pendekatan untuk mengelola pengembangan produk.
Kemudian Jeff Sutherland, John Scumniotales, dan Jeff Mckenna mencoba pengembangan perangkat lunak scrum di Easel corp. Easel Corp merupakan sebuah perusahaan perangkat lunak.
Pada tahun 1995, Ken Schwaber dan Sutherland bekerja sama dalam mempresentasikan makalah berjudul “SCRUM Development Process”. Hasil dari makalah tersebut adalah perubahan besar yang membuat para developer mempertanyakan efektivitas model pengembangan perangkat lunak Waterfall.
Menurut “15th State of Agile Report,” scrum adalah metodologi Agile yang paling populer. Versi terbaru dari “Scrum Guide” telah dirilis pada November 2020 oleh Sutherland dan Schwaber. Panduan ini juga mencakup definisi resmi scrum.
Terapkan Scrum Melalui Appsensi
Appsensi merupakan salah satu contoh aplikasi yang menerapkan metode Scrum. Appsensi adalah aplikasi yang mampu menyelesaikan masalah bisnis terutama di bidang HR (Human Resource). Aplikasi Appsensi telah didesain dan digunakan banyak perusahaan sejak tahun 2019.
Fitur utama yang dimiliki Appsensi adalah sistem absensi online. Melalui fitur tersebut, Appsensi membantu perusahaan dalam memonitor data kehadiran dan kinerja karyawan, serta perhitungan biaya pengeluaran perusahaan secara real-time.
Tidak hanya itu, fitur lain juga ditawarkan oleh Appsensi seperti fitur pengajuan klaim, pengajuan cuti, lembur, daftar karyawan berdasarkan organisasi, grafik informasi progress, monthly report, leave balance, activity and approval, fitur payroll online, performance management dan masih banyak lagi.
Kami juga telah berpengalaman dalam bekerja sama dengan berbagai perusahaan seperti BNPB, Bank Indonesia, Terralogiq, Bhinneka Life, Shopee Food, dan masih banyak lagi. Para klien kami juga menyebutkan bahwa Appsensi mempermudah perusahaan dalam melakukan pelaporan data kehadiran yang user friendly.
Tertarik menggunakan Appsensii? Klik link di sini untuk mengetahui lebih lanjut mengenai solusi bersama Appsensi. Atau isi from berikut dibawah ini untuk coba GRATIS 30 HARI aplikasi HR dari Appsensi :