Industri manufaktur merupakan salah satu sektor bisnis yang kompleks di dunia usaha. Setiap perusahaan harus memastikan ketersediaan bahan baku yang sesuai. Bahan baku adalah istilah yang digunakan untuk menyebut komponen utama dalam industri manufaktur.
Konsep manufaktur merujuk pada proses mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk digunakan atau dikonsumsi. Indonesia memiliki berbagai jenis industri manufaktur yang beragam, sehingga permintaan akan bahan baku pun meningkat secara signifikan.
Tidak peduli seberapa besar industri tersebut, setiap industri pasti melibatkan proses pengolahan bahan baku menjadi produk akhir. Secara sederhana, bahan baku dapat didefinisikan sebagai material yang digunakan dalam produksi suatu produk tertentu. Dengan demikian, bahan baku menjadi elemen kunci dalam proses manufaktur untuk menghasilkan produk yang diinginkan.
Artikel ini akan membahas lebih dalam tentang raw material atau bahan baku yang digunakan dalam proses produksi, jenis bahan baku, hingga contohnya.
Key Takeaways
- Bahan baku adalah bahan yang digunakan oleh sebuah industri untuk membuat sebuah produk.
- Ada dua jenis bahan baku, yaitu bahan baku langsung dan bahan baku tidak langsung. Selain itu, ada 3 contoh bahan baku, yaitu bahan mentah, bahan penolong, dan komponen.
Pengertian Bahan Baku atau Raw Materials
Raw material atau bahan baku merupakan sesuatu yang umum ditemui di berbagai sektor industri manufaktur. Namun, apa itu raw material?
Pada dasarnya, raw material atau bahan baku adalah bahan yang digunakan oleh sebuah industri untuk membuat sebuah produk. Nantinya, bahan baku tersebut menjadi bahan setengah jadi atau barang jadi yang siap digunakan oleh penggunanya.
Bahan baku merupakan faktor yang sangat krusial dalam produksi, terutama bagi perusahaan yang beroperasi di sektor industri manufaktur. Peran bahan baku sangat penting dalam meningkatkan produktivitas perusahaan, sehingga persediaan bahan baku harus dipenuhi sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Apabila persediaan bahan baku tidak tercukupi dengan baik, perusahaan manufaktur akan menghadapi kesulitan dalam menghasilkan produk dan memenuhi permintaan pasar. Oleh karena itu, untuk menjaga kelancaran proses produksi, penting untuk memastikan ketersediaan yang memadai dari bahan baku.
Dalam hal ini, raw material atau bahan baku menjadi salah satu aspek yang paling penting dalam menjamin berjalannya proses produksi. Tentunya, berjalannya proses produksi hingga distribusi yang lancar berkat bahan baku dapat membantu suatu bisnis agar menjadi lebih baik.
Bahan baku memiliki peranan krusial dalam proses produksi dan distribusi. Hal ini dikarenakan bahan baku dapat mempengaruhi perhitungan bisnis, produktivitas, dan pendapatan perusahaan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengadaan persediaan bahan baku bertujuan untuk mengoptimalkan kelancaran proses produksi dan distribusi. Selain itu, pengadaan persediaan bahan baku juga berfungsi untuk mengantisipasi permintaan pasar yang ada.
Jenis-Jenis Bahan Baku dalam Industri Manufaktur
Memahami berbagai jenis bahan baku adalah suatu kebutuhan yang penting. Tidak dapat disangkal bahwa dalam proses produksi industri manufaktur, beragam jenis raw material pasti terlibat.
Jadi, apa saja jenis-jenis bahan baku yang ada? Perlu diketahui bahwa bahan baku terbagi menjadi dua kategori, yaitu bahan baku langsung (direct material) dan bahan baku tidak langsung (indirect material). Kedua jenis bahan baku ini umumnya dapat diperoleh melalui berbagai cara, seperti pembuatan sendiri atau pembelian di pasar komoditas lokal maupun internasional.
Berikut adalah penjelasan dari bahan baku tidak langsung dan bahan baku langsung:
1. Direct Material atau Bahan Baku Langsung
Bahan baku langsung merupakan bahan baku yang sering ditemui. Pada umumnya, bahan baku adalah material yang menjadi elemen utama dalam suatu proses produksi. Peran dari bahan baku utama atau direct material ini sangat krusial bagi kegiatan bisnis perusahaan.
Pada dasarnya, bahan baku langsung atau direct material merujuk pada semua komponen yang menjadi bagian dari produk jadi yang dihasilkan.
Ketersediaan bahan baku langsung yang memadai merupakan faktor penting bagi perusahaan dalam menjalankan operasional produksinya. Hal ini memudahkan mereka dalam pembuatan produk jadi yang nantinya akan dipasarkan.
Keberadaan bahan baku langsung dalam industri manufaktur membuat perusahaan harus melakukan pengadaan secepat mungkin ketika stoknya mulai menipis.
Oleh karena itu, anggaran untuk pengadaan bahan baku langsung harus segera dialokasikan agar proses produksi dapat berjalan dengan lancar.
Jika sebuah industri manufaktur kekurangan bahan baku langsung yang memadai, kegiatan produksinya pasti akan terhambat.
Hal ini secara tidak langsung akan berdampak pada kinerja bisnis perusahaan tersebut, yang pada akhirnya dapat menurunkan profit atau bahkan mengalami kerugian.
2. Indirect Material atau Bahan Baku Tidak Langsung
Bahan baku tidak langsung juga dikenal sebagai indirect material. Definisinya merujuk pada bahan yang berperan dalam proses produksi di industri, namun tidak secara langsung terlihat pada produk jadi yang dihasilkan.
Dengan demikian, bahan baku tidak langsung adalah bahan pendukung yang memiliki posisi yang kurang penting. Keberadaan atau ketiadaan bahan tersebut tidak akan mempengaruhi kelangsungan proses produksi. Dalam konteks ini, bahan baku tidak langsung berfungsi sebagai bahan pendukung semata.
Inilah sebabnya mengapa perusahaan perlu memastikan apakah bahan baku tidak langsung benar-benar dibutuhkan atau tidak sebelum melakukan pengadaan. Jika perusahaan mengakuisisi bahan baku tidak langsung secara berlebihan, hal tersebut tentu akan menimbulkan kerugian.
Tipe Industri Berdasarkan Bahan Baku
Industri-industri yang ada dapat diklasifikasikan berdasarkan bahan bakunya, antara lain:
1. Agro-Based Industries
Agro-based industries atau industri berbasis agro adalah sektor industri yang menggunakan produk-produk yang berasal dari bahan alami, seperti nabati dan hewani sebagai bahan baku utamanya. Industri ini sering ditemui di berbagai bidang, seperti produksi pengolahan makanan, produk minuman, pengolahan minyak nabati, hingga sektor tekstil kapas.
2. Mineral-Based Industries
Mineral-based industries atau industri berbasis minyak adalah sektor industri yang umumnya melakukan pertambangan. Hasil tambang menjadi bahan baku utama dalam industri ini. Selain itu, industri ini juga memasok bahan baku untuk sektor industri lainnya.
3. Marine-Based Industries
Sementara itu, marine-based industries atau industri berbasis kelautan merupakan industri yang bahan bakunya didapatkan dari laut. Oleh karena itu, produk-produk yang dikeluarkan jenis industri ini berkisar antara pengolahan ikan kaleng, minyak ikan, dan produk laut lainnya.
4. Forest-Based Industries
Industri berbasis kehutanan atau forest-based industries merupakan jenis industri yang menggunakan bahan utama yang berasal dari hutan, salah satunya adalah kayu. Oleh karena itu, industri yang menggunakan bahan baku ini biasanya industri yang bergerak di bidang produksi kertas, furniture atau mebel, farmasi, dan industri lainnya.
Baca juga: Industri Manufaktur Adalah Bisnis Paling Menguntungkan. Ini Strateginya!
Contoh-Contoh Bahan Baku
Selain jenis bahan baku, ada beberapa contoh bahan baku yang dikelompokkan, antara lain:
1. Bahan Mentah
Biasanya, ketika orang menyebut bahan baku, mereka mengacu pada bahan mentah atau raw material. Bahan mentah adalah bahan baku utama dalam bentuk mentah yang digunakan dalam proses pembuatan produk. Terdapat berbagai contoh bahan mentah, seperti kayu, daging, sayuran, atau bahan tambang seperti minyak bumi, batu bara, dan sebagainya.
Umumnya, bisnis manufaktur dapat memiliki sumber daya bahan mentah sendiri. Sebagai contoh, peternakan sapi sebagai sumber susu, atau perusahaan buah yang memiliki ladang buahnya sendiri.
Namun, bahan mentah juga bisa diperoleh dari pemasok atau vendor pihak ketiga. Terutama untuk bisnis yang mengandalkan pemasok sebagai sumber bahan mentah, proses pemilihan pemasok perlu dilakukan dengan cermat untuk memastikan pasokan yang lancar dan berkualitas.
2. Komponen atau Bagian Rakitan
Selanjutnya, dalam produksi suatu produk, terdapat juga material yang berupa bagian rakitan. Terkadang, jenis bahan seperti ini juga disebut sebagai komponen.
Baut, suku cadang, rangka, pintu, dan chip adalah beberapa contoh purchase parts. Bahan-bahan ini sering digunakan dalam industri otomotif atau elektronik di dalam negeri. Perusahaan manufaktur mobil atau perangkat elektronik di Indonesia umumnya mengimpor komponen-komponen tersebut dari luar negeri untuk dirakit di fasilitas perakitan menjadi produk jadi.
3. Bahan Penolong
Bahan penolong merujuk pada bahan yang digunakan dalam pembuatan suatu produk, tetapi hanya untuk tujuan tertentu, seperti meningkatkan efisiensi atau menambah nilai pada produk jadi. Lalu, apa contoh bahan penolong atau perlengkapan dalam proses produksi sebuah lemari?
Sebagai contoh, sandaran kepala pada kursi kerja dapat menjadi bahan penolong. Penambahan sandaran kepala dapat meningkatkan nilai jual sebuah kursi, tetapi kursi tersebut tetap memiliki nilai jual meskipun produsen tidak memasangkan sandaran kepala pada produk yang dihasilkan.
Dengan kata lain, meskipun bahan penolong tidak tersedia, produk akhir masih dapat dibuat, namun nilai produk tersebut tidak akan sebesar jika menggunakan bahan penolong.
Faktor yang Mempengaruhi Ketersediaan Bahan Baku dalam Perusahaan Manufaktur
1. Rutinitas Pembelian Bahan Baku
Persediaan bahan baku dalam kegiatan produksi dipengaruhi oleh pola pembelian yang berbeda-beda. Pola pembelian yang berbeda akan menghasilkan total pembelian yang optimal yang juga berbeda.
Misalnya, bahan A dan bahan B dijual dengan harga dan kesepakatan pembelian yang mungkin berbeda. Bahan A dapat dibeli secara kredit dengan jangka waktu pembayaran 120 hari, dan perusahaan dapat melakukan pemesanan kembali sebelum jatuh tempo pembayaran.
Di sisi lain, bahan B memiliki ketentuan bahwa pemesanan kembali hanya dapat dilakukan setelah faktur sebelumnya telah diselesaikan. Pola pembelian yang berbeda ini tentu akan berpengaruh pada ketersediaan masing-masing bahan tersebut.
2. Harga Bahan Baku Saat Itu
Dalam konteks persediaan bahan baku, terdapat faktor lain yang memiliki pengaruh signifikan, yaitu faktor harga. Harga bahan baku memainkan peran penting dalam proses pengadaan. Hal ini dikarenakan harga bahan baku akan berdampak langsung pada harga jual produk yang dihasilkan.
Oleh karena itu, sebelum melakukan pembelian bahan baku, setiap perusahaan melakukan pertimbangan yang cermat. Mereka mempertimbangkan dengan teliti jenis bahan baku yang sesuai, sejalan dengan harga jual produk, biaya operasional perusahaan, dan faktor biaya lainnya.
Dengan kata lain, harga bahan baku menjadi dasar bagi perusahaan dalam mengatur persediaan bahan baku untuk kegiatan produksi mereka. Perusahaan perlu memastikan bahwa harga yang ditawarkan untuk bahan baku sesuai dengan kebutuhan dan tujuan bisnis mereka, sehingga dapat mempertahankan keseimbangan yang tepat antara kualitas produk dan efisiensi biaya.
3. Proyeksi dan Penggunaan Aktual Bahan
Penting untuk diketahui bahwa bahan baku yang merupakan bahan mentah, memiliki berbagai jenis yang berbeda. Oleh karena itu, tidak semua bahan baku dapat disimpan dan digunakan dalam jangka waktu yang lama.
Dalam setiap tahap produksi, bagian produksi mencatat jumlah bahan yang digunakan. Data ini memiliki pengaruh signifikan dalam memperkirakan penggunaan bahan di masa depan.
Perkiraan atau estimasi penggunaan bahan baku sangat penting untuk menentukan masa simpan bahan yang akan digunakan dalam pembuatan produk. Estimasi penggunaan bahan baku menjadi faktor yang tidak boleh diabaikan dalam proses pengadaan bahan baku.
Selain itu, proyeksi penggunaan ini juga penting untuk memastikan perusahaan dapat mengamankan sumber daya yang dibutuhkan dan mengantisipasi potensi kelangkaan bahan baku. Dengan mengetahui perkiraan penggunaan bahan, perusahaan dapat mengambil langkah-langkah untuk menjaga ketersediaan bahan yang dibutuhkan.
4. Biaya Persediaan
Pada umumnya, setiap perusahaan telah menetapkan anggaran untuk setiap aspek operasional bisnis, termasuk biaya persediaan. Proyeksi penggunaan bahan juga memiliki peran penting dalam menentukan anggaran untuk biaya persediaan.
Biaya persediaan ini mencakup biaya yang diperlukan untuk membeli bahan serta biaya yang terkait dengan pengelolaan persediaan tersebut. Oleh karena itu, karakteristik ketahanan bahan juga harus dipertimbangkan karena akan mempengaruhi total biaya persediaan yang dibutuhkan dalam pengelolaan inventori.
Dengan memperhitungkan proyeksi penggunaan bahan dan karakteristik ketahanannya, perusahaan dapat mengalokasikan anggaran yang tepat untuk biaya persediaan, sehingga proses pengelolaan inventori dapat berjalan dengan efisien dan biaya yang terkendali.
5. Waktu Tunggu
Berikutnya, terdapat faktor yang mempengaruhi pengadaan bahan baku yaitu waktu tunggu saat melakukan pemesanan.
Setelah perusahaan melakukan pemesanan bahan baku, tidak dapat dipastikan bahan tersebut langsung tiba pada hari yang sama. Waktu tunggu pemesanan dapat bervariasi tergantung pada produsen yang dipilih. Jika produsen bahan baku berlokasi lebih jauh, tentu akan memerlukan waktu tunggu yang lebih lama.
Dengan memperhitungkan durasi waktu pemesanan, perusahaan dapat memproyeksikan ketersediaan persediaan bahan baku yang ada, apakah masih mencukupi atau tidak untuk mendukung kegiatan produksi.
Dengan demikian, perusahaan dapat melakukan perencanaan yang lebih baik terkait pengadaan bahan baku, mengantisipasi keterlambatan atau kekurangan persediaan, dan menjaga kelancaran proses produksi.
Baca juga: Tantangan HR dan Proses Bisnis Usaha Manufaktur
Bantu Produktivitas Perusahaan dengan Appsensi
Saat ini, ada sebuah platform bernama Appsensi. Platform ini dikembangkan khusus untuk membantu meningkatkan efisiensi kerja dan menyelesaikan berbagai tugas secara bersamaan. Fitur utama yang tersedia di Appsensi mencakup presensi online otomatis yang terintegrasi, payroll, dan Earn Wage Access. Dengan fitur-fitur yang tergabung dalam satu platform, Anda dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja Anda.
Apakah Anda tertarik dengan Appsensi? Temukan informasi lebih lanjut dengan mengklik di sini.