Hero Blog General

Tantangan HR dan Proses Bisnis Usaha Manufaktur

Juni 13, 2022

Article by Carissa

Manufaktur merupakan proses mengubah bahan mentah, komponen, atau suku cadang menjadi produk jadi yang memenuhi harapan atau spesifikasi pelanggan. 

Manufaktur tidak sama dengan produksi. Produksi memiliki arti yang lebih luas, yaitu sebagai proses pengolahan bahan mentah menjadi sebuah produk seperti gas, cair atau padat. Sedangkan manufaktur merupakan proses pengolahan bahan mentah menjadi suatu produk dalam bentuk padat. 

Istilah manufaktur dapat digunakan untuk aktivitas manusia, mulai dari kerajinan tangan hingga produksi berteknologi tinggi. 

Apapun pekerjaannya Absennya pakai Appsensi

Dalam setiap pekerjaan atau kegiatan operasionalnya, perusahaan manufaktur memiliki acuan dan standar dasar untuk digunakan oleh seluruh karyawan. Acuan standar ini disebut sebagai SOP atau Standard Operating Procedure

Bisnis Manufaktur di Indonesia

Bisnis manufaktur adalah salah satu pemegang peran penting dalam perekonomian Indonesia. Usaha manufaktur memberikan kontribusi pendapatan yang besar bagi negara baik melalui pajak atau kontrak lainnya. 

Sektor manufaktur di Indonesia juga secara historis memainkan peran dan kontribusi penting untuk GDP (Gross Domestic Product), yaitu sebesar 20%. 

Perusahaan manufaktur umumnya berukuran besar, sehingga memiliki daya serap tenaga kerja yang besar dan dapat membantu negara dalam mengurangi angka pengangguran. 

Sekitar 60% kegiatan manufaktur Indonesia berada di provinsi Jawa Barat, mulai dari tekstil, F&B (Food and Beverage), otomotif, penerbangan, dan elektronik, dengan tiga ekspor teratas terletak pada industri mesin, elektronik, dan peralatan listrik. 

Baca juga: Memahami Analisis SWOT Perusahaan untuk Merancang Strategi Terbaik

Proses Bisnis Usaha Manufaktur

Beberapa proses bisnis di perusahaan manufaktur antara lain sebagai berikut. 

Proses Bisnis Usaha Manufaktur

1. Proses Pengadaan (Procurement Process)

Proses pengadaan mencakup proses pengadaan barang dan kebutuhan lainnya yang ditujukan untuk membantu keberlangsungan bisnis. Pengadaan perusahaan manufaktur dapat mencakup pengadaan bahan baku, suku cadang, alat kesehatan, peralatan kebersihan, kebutuhan bangunan, kebutuhan karyawan, alat pertukangan, serta bahan dan komponen lainnya. Proses pengadaan membutuhkan kelengkapan, serta efisiensi dan efektivitas dalam proses pemilihan item-item yang harus diadakan. 

2. In Out Inventory

Mengolah bahan mentah menjadi produk siap pakai adalah kegiatan utama proses bisnis, dimana akan terjadi banyak masuk dan keluar barang atau bahan dari perusahaan. In Out Inventory merupakan proses bisnis yang menangani keluar masuknya barang-barang tersebut. Kunci pada proses ini adalah pengendalian arus barang dengan baik. 

3. Proses Produksi (Production Process)

Proses produksi bertujuan untuk mengolah bahan mentah menjadi produk jadi yang dapat dijual kepada konsumen. Pada kenyataannya, ada pembagian yang lebih luas dari proses produksi tergantung pada kebutuhan industri. Misalnya, divisi PPIC (Production Planning and Inventory Control) dan juga QC (Quality Control). 

4. Penjualan dan Pemasaran (Sales and Marketing)

Divisi sales dan marketing bertugas dalam melakukan penjualan dan pemasaran untuk mendapatkan keuntungan. Misalnya biaya pemasaran seperti biaya promosi, biaya transportasi, biaya sewa gudang, biaya gaji karyawan pada saat karyawan sedang melakukan promosi produk. 

5. Administrasi dan Umum (Administration and General)

Divisi ini bertugas dalam menetapkan kebijakan, arahan, dan pengawasan agar kegiatan bisnis berlangsung dengan lebih efektif dan efisien. Beberapa biaya yang terdapat pada departemen ini antara lain biaya akuntansi, biaya karyawan, biaya gaji karyawan, dan lain-lain. 

6. Akuntansi dan Keuangan (Accounting and Finance)

Divisi akuntansi dan keuangan memastikan keuangan perusahaan sehat dan mampu memenuhi kebutuhan produksi, serta pengendalian hutang. Selain itu, seorang akuntan secara khusus memiliki kewajiban untuk mengatur pajak yang harus dibayarkan oleh pabrik ke pemerintah. 

Baca juga: Tips Membuat Struktur Organisasi Perusahaan yang Efektif dan Efisien

Tantangan HR dalam Usaha Manufaktur

Sebagai salah satu departemen terpenting dalam perusahaan, HR harus dapat memanfaatkan waktu mereka sepenuhnya untuk memaksimalkan efisiensi dan efektivitas sumber daya manusia substansial yang ada dalam industri manufaktur.

Berikut adalah beberapa tantangan yang dapat dihadapi oleh divisi HR dalam usaha manufaktur. 

1. Kekurangan Tenaga Kerja

Terlepas dari pertumbuhan yang cepat dari bidang usaha manufaktur, masih banyak kesalahpahaman dari generasi muda bahwa usaha manufaktur tidak memberikan upah yang kompetitif, inovasi, dan kecanggihan. Hal ini kemudian menyebabkan jumlah tenaga kerja manufaktur yang sedikit. 

HR harus dapat dengan segera mengatasi kerugian signifikan dalam sumber daya manusia. Ketidakmampuan HR untuk menemukan dan mempekerjakan pekerja yang cukup terampil yang tidak memerlukan pelatihan dan pendidikan dalam jumlah yang signifikan dapat menjadi masalah yang cukup besar bagi perusahaan. 

Tantangan HR dalam Usaha Manufaktur

2. Tantangan Rekrutmen

Mengingat banyaknya spesifikasi yang harus dimiliki oleh seorang manufaktur memunculkan masalah-masalah perekrutan dalam sektor manufaktur. Misalnya, insinyur sipil yang sangat terspesialisasi dengan keahlian dan kemampuan khusus. Spesifikasi khusus ini membatasi jumlah kandidat potensial yang memenuhi syarat. 

Menurut, sebuah laporan menemukan 55% produsen mengakui kekurangan orang-orang substansial dengan keahlian  yang tepat di departemen R&D mereka.

Untuk dapat mengatasi tantangan rekrutmen, departemen SDM manufaktur harus belajar bersaing dengan industri lain untuk dapat mulai mengisi kesenjangan bakat. Lebih banyak perusahaan manufaktur harus mengadopsi strategi yang didorong oleh riset pasar untuk berhasil berkomunikasi dan menarik lulusan yang menempatkan nilai tinggi dalam mentalitas startup yang berfokus pada inovasi dan pekerjaan yang membangkitkan semangat. 

3. Retensi dan Atrisi

Apa pun industrinya, sebagian besar departemen SDM menghadapi tantangan yang sangat nyata untuk mempertahankan pekerja yang sangat terampil dalam suatu organisasi. Seperti yang telah disebut di atas, kekurangan tenaga kerja dan kemampuan perekrutan yang sudah substansial, meminimalisir pengurangan sangat penting bagi perusahaan manufaktur. 

Sayangnya, industri manufaktur secara alami rentan terhadap tingkat turnover yang tinggi karena orang tertarik untuk mengeksplorasi peluang baru. 

Investasi yang seringkali tidak mencukupi pertumbuhan dan pengembangan karyawan, ditambah dengan persepsi umum tentang paket gaji yang stagnan, tunjangan yang tidak memuaskan, dan lingkungan kerja yang buruk, perjuangan untuk memerangi tingkat turnover yang tinggi dalam usaha manufaktur menjadi berat. 

4. Keterlibatan Karyawan yang Rendah

Salah satu tantangan unik lain untuk HRD di sektor manufaktur adalah meningkatkan keterlibatan karyawan, terutama terkait umpan balik karyawan dan alat komunikasi yang tepat. Umumnya jumlah tenaga kerja dan kecenderungan sektor manufaktur untuk menyebarkan basis karyawannya ke berbagai lokasi dan melintasi jarak geografis yang jauh menjadi tantangan yang cukup sulit bagi departemen HRD. 

Untuk meminimalisir dampak dari perbedaan lokasi dan wilayah, departemen HRD dapat memanfaatkan teknologi yang sudah ada, salah satunya dengan menggunakan aplikasi Appsensi. Aplikasi ini sendiri memungkinkan HR untuk mencatat data kehadiran karyawan dengan mudah dan real-time dengan memanfaatkan fitur pengenalan wajah dan penanda lokasi (GPS). 

5. Persaingan Global

Meningkatnya persaingan global yang signifikan menambah beban tanggung jawab bagi SDM di bidang manufaktur. SDM harus dapat menciptakan lingkungan yang menarik yang mampu memaksimalkan produktivitas, inovasi, dan komitmen setiap karyawan dalam setiap departemen hanya untuk mengimbangi biaya tenaga kerja yang lebih rendah yang dinikmati oleh persaingan asing. 

6. Pelatihan dan Pengembangan

Sistem pelatihan dan pengembangan yang efektif dan efisien adalah tugas nomor satu yang harus dikonsentrasikan oleh SDM agar industri manufaktur dapat terus berkembang dan tetap kompetitif dalam pasar global. 

Pelatihan yang memadai kepada semua karyawan penting untuk dilakukan oleh SDM agar karyawan dapat tetap mengikuti perkembangan terbaru dalam industri dan siap untuk tantangan yang akan datang. Pelatihan dan pengembangan sangat penting dalam mengembangkan pertumbuhan pribadi dan profesional yang sangat penting dalam menciptakan tingkat kepuasan dan stimulasi karyawan yang lebih besar. 

Baca juga: 7 Manfaat Digitalisasi Bisnis dan Modernisasi Perusahaan

Hadapi Tantangan HR bersama Appsensi

Seiring berkembangnya zaman dan teknologi, semakin banyak tantangan yang dapat dilalui oleh seorang HR, terutama untuk HR perusahaan manufaktur yang memegang tanggung jawab besar dalam keberlangsungan perusahaan. 

Salah satu kesulitan yang mungkin muncul untuk usaha yang berlokasi di pabrik atau gudang adalah adanya kesulitan dalam perubahan skema kehadiran. Selain itu, pada masa pandemi ini Anda pasti familiar dengan kewajiban untuk deteksi dan pencatatan suhu tubuh individu. 

Appsensi menawarkan solusi cepat untuk skrining non-intrusif dan pengukuran multi-individu dengan menyediakan sistem absensi online dengan Integrasi Smart CCTV. Fitur ini sangat cocok untuk industri manufaktur yang umumnya memiliki jumlah tenaga kerja yang tidak sedikit. 

Beberapa tantangan lain yang mungkin ditemui oleh HR dalam perusahaan manufaktur antara lain dalam bidang manajemen sumber daya, seperti mengurus absensi atau data presensi, payroll, lembur dan cuti, dan lain-lain. 

Appsensi juga menyediakan solusi terkait hal-hal tersebut. Beberapa fitur lain yang disediakan oleh Appsensi antara lain absensi online, pengajuan lembur, ijin, dan cuti, mencatat aktivitas karyawan secara real-time, fitur payroll, akses laporan slip gaji dengan mudah, dan lain-lain. 

Tertarik untuk mencoba fitur-fitur yang disediakan oleh Appsensi untuk menyelesaikan masalah HR Anda? Klik link ini untuk mengetahui lebih lanjut. 

Carissa

Marketing Communications

Artikel Terkait

Top Artikel

TOC Icon