Pada dasarnya, menyenangkan orang lain adalah hal yang baik. Namun, apabila berlebihan justru akan membawa dampak negatif. Inilah yang disebut people pleaser.
People pleaser bisa dijumpai di mana saja, termasuk di lingkungan kerja. Karyawan yang merupakan people pleaser memiliki kecenderungan untuk memprioritaskan orang lain. Tanpa disadari, hal ini bisa memengaruhi performa kerjanya. Akibatnya, tujuan-tujuan perusahaan akan sulit tercapai.
Key Takeaways
- People pleaser adalah sebutan bagi seseorang yang selalu berusaha untuk menyenangkan orang-orang di sekitarnya, dengan cara lebih memprioritaskan keinginan dan kebutuhan orang lain daripada keinginan dan kebutuhan sendiri.
- Dampak yang mungkin terjadi ketika karyawan terus-menerus menjadi people pleaser adalah menjadi tidak percaya diri, tidak menjadi diri sendiri, dan timbul rasa benci.
Oleh karena itu, penting bagi Anda mengetahui tanda-tanda people pleaser yang mungkin Anda temui di lingkungan kerja, memahami penyebab dan dampaknya, serta mengetahui cara untuk berhenti menjadi people pleaser. Simak penjelasan lengkapnya pada artikel ini.
Pengertian People Pleaser
People pleaser adalah sebutan bagi seseorang yang selalu berusaha untuk menyenangkan orang-orang di sekitarnya, dengan cara lebih memprioritaskan keinginan dan kebutuhan orang lain daripada keinginan dan kebutuhan sendiri. Sekalipun hal itu tidak selalu sejalan dengan nilai atau tujuan mereka sendiri.
Ketika diminta melakukan sesuatu oleh orang lain, mereka akan merasa sulit untuk menolak atau mengatakan tidak. Hal ini dilakukan semata karena ingin menghindari konflik dengan mengorbankan keinginan mereka sendiri demi membuat orang lain senang dan tidak kecewa terhadapnya. People pleaser pada wanita juga bisa disebut dengan Good Girl Syndrome.
Penyebab Seseorang Menjadi People Pleaser
Melansir dari Detik Bali, berikut beberapa hal yang menyebabkan seorang menjadi people pleaser:
1. Merasa Kurang Berharga
Orang yang merasa dirinya kurang berharga dari orang lain mungkin menganggap bahwa kebutuhannya tidaklah penting. Mereka mungkin mengalami kesulitan memahami apa yang sebenarnya diinginkan. Mereka juga mungkin merasa apabila mereka tidak dapat membantu orang lain maka mereka tidak memiliki tujuan.
2. Punya Masalah Kecemasan
Orang yang berusaha untuk menyenangkan orang lain bisa juga disebabkan karena mereka merasa takut ditolak atau menyinggung orang lain. Misalnya, seorang karyawan dengan kecemasan sosial merasa harus melakukan apa pun yang diinginkan rekan kerjanya agar orang-orang di lingkungan kerja menyukainya.
3. Suka Menghindari Konflik
Orang yang takut akan konflik cenderung menggunakan segala cara untuk menyenangkan orang agar mencegah timbulnya pertentangan atau perselisihan.
4. Budaya dan Sosialisasi
Budaya keluarga, komunitas, atau negara seseorang dapat memengaruhi cara mereka berperilaku, tak hanya terhadap diri sendiri namun juga terhadap orang lain. Beberapa mungkin mengajarkan bahwa tidak mementingkan diri sendiri adalah suatu kebaikan dan mampu menekan keegoisan diri.
5. Ketidaksetaraan Sosial
Beberapa bentuk ketidaksetaraan yang terjadi di lingkungan sosial atau bermasyarakat memiliki andil memperkuat gagasan bahwa beberapa orang diharuskan untuk menjaga orang lain. Misalnya, seorang wanita yang bekerja di sebuah perusahaan merasa bahwa mereka tidak bisa mengambil keputusan penting.
6. Gangguan Kepribadian
Gangguan kepribadian adalah masalah kesehatan mental jangka panjang. Misalnya, gangguan kepribadian dependen yang menyebabkan seseorang merasa sangat bergantung pada orang lain untuk mendapatkan bantuan atau persetujuan dalam berbagai aspek kehidupan, sekalipun untuk hal yang sederhana. Misalnya, seorang karyawan yang membutuhkan pendapat orang lain untuk membuat keputusan sederhana, seperti memilih menu makan siang.
7. Trauma
Pada beberapa kasus, orang berusaha cari muka demi menyenangkan orang yang ada di lingkungan kerjanya. Semua itu dilakukan untuk mendapatkan pujian dari orang-orang yang mereka takuti, sehingga tanpa disadari menyebabkan trauma. Ini dilakukan sebagai cara untuk bertahan hidup.
Baca juga: Hindari Toxic Productivity yang Marak Dialami Para Pekerja
Ciri Seorang People Pleaser
Melansir dari Liputan6.com, karyawan yang merupakan people pleaser bisa dikenali melalui ciri berikut ini:
1. Menghindari Konflik
Seorang people pleaser cenderung menghindari konflik atau perselisihan dengan orang lain, sekalipun jika itu harus mengorbankan keinginan mereka sendiri.
2. Sulit untuk Mengatakan ‘Tidak’
Seorang people pleaser cenderung sulit mengatakan ‘tidak’ ketika diminta melakukan sesuatu oleh orang lain, sekalipun jika itu membuat mereka merasa terbebani. Ini semata demi membuat orang lain senang dan tidak kecewa terhadapnya.
3. Merasa Bertanggung Jawab atas Perasaan Orang Lain
Seorang people pleaser merasa bertanggung jawab atas perasaan orang lain, sekalipun mereka tidak melakukan apapun.
4. Sering Meminta Maaf
Seorang people pleaser akan lebih sering meminta maaf kepada orang lain walaupun tidak melakukan kesalahan. Hal ini tanpa sadar dilakukan oleh seorang people pleaser untuk menghindari konflik atau perselisihan dengan orang lain.
5. Tidak Memiliki Batasan yang Jelas
Seorang people pleaser mungkin tidak dapat membedakan antara keinginan mereka sendiri dengan keinginan orang lain, dan tidak tahu kapan harus berhenti untuk menyenangkan orang lain. Sehingga, people pleaser cenderung tidak menetapkan batasan yang jelas dalam hubungan sosial mereka.
6. Merasa Tertekan dan Tidak Punya Waktu untuk Diri Sendiri
Seorang people pleaser sering merasa tertekan atau lelah dan tidak memiliki waktu untuk diri sendiri. Hal ini disebabkan karena mereka terlalu sibuk memenuhi keinginan dan kebutuhan orang lain.
7. Mengubah Kepribadian di Depan Orang Lain
Untuk menyenangkan orang lain, seorang people pleaser rela berubah jadi orang lain atau sosok yang dikagumi orang-orang yang ada disekitarnya. Hal ini dilakukan semata untuk menyenangkan orang lain, sekaligus agar mereka diterima masyarakat.
8. Setuju dengan Pendapat Siapa pun
Seorang people pleaser akan selalu setuju dengan segala macam saran, kritik, atau pendapat orang lain. Pasalnya, mereka menganggap pendapat orang lain sangat berarti bagi mereka.
Dampak Menjadi People Pleaser
Melansir dari Bola.com, apabila seorang karyawan terus-menerus menjadi people pleaser, ada beberapa dampak yang terjadi pada dirinya, diantaranya sebagai berikut:
1. Tidak Percaya Diri
Selain tidak percaya diri, seorang people pleaser menyebabkan seseorang juga menjadi lebih mudah minder dan merasa tidak berharga di depan orang lain. Terlebih, jika orang sekitar tidak merespons apa yang mereka katakan atau lakukan.
2. Tidak Menjadi Diri Sendiri
Dampak lainnya adalah membuat seorang yang merupakan people pleaser jadi tidak menampilkan diri apa adanya serta cenderung mementingkan penilaian orang lain dibandingkan diri sendiri. Mereka tidak bisa menolak, meski sebenarnya tidak menyukai hal tersebut. Padahal, hal ini bisa menimbulkan rasa cemas dan stres.
3. Muncul Rasa Benci
Seseorang yang menyadari dirinya people pleaser, bisa saja sebenarnya memendam benci kepada orang lain. Sebab, mereka merasa dimanfaatkan oleh orang sekitar. Hal ini bisa membuat mereka melontarkan komentar pasif-agresif dan menunjukkan tanda-tanda frustasi. Pada akhirnya, para people pleaser memilih untuk menarik diri dari komunitas dan lingkungan pergaulan.
Baca juga: Mindset Adalah: Faktor yang Mempengaruhi & Cara Mengembangkan
Cara Berhenti Menjadi People Pleaser
1. Jangan Meminta Maaf Jika Itu Bukan Salah Anda
Meminta maaf lah seperlunya, hanya ketika memang berbuat salah. Jangan mudah mengucapkan kata maaf untuk kesalahan yang dilakukan orang lain. Alih-alih tidak melindungi, hal ini justru membuat orang tersebut lepas tanggung jawab. Hal ini jelas bisa memengaruhi nama baik dan merugikan.
2. Belajar Mengatasi Masalah
Belajar mengatasi masalah dapat membantu seseorang mengatasi kecemasan dan rasa takut yang mendorong mereka menjadi people pleaser. Pelajari skill komunikasi efektif dan cara mengatasi konflik dengan cara yang positif dan membangun.
3. Tunda Jawaban
Jika sebelumnya seorang people pleaser terbiasa berkata ‘iya’, maka cobalah untuk menunda memberikan jawaban. Tujuannya agar bisa menimbang kemampuan dan mengetahui apa yang sebenarnya diri ini inginkan. Cobalah jawaban seperti:
- Saya akan beri jawaban nanti malam.
- Saya cek jadwal terlebih dahulu, ya!
Sebelum Anda membuat keputusan, tanyakan pada diri Anda:
- Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melakukannya?
- Apakah saya punya waktu untuk melakukannya?
- Apakah ini sesuatu yang benar-benar ingin saya lakukan?
- Seberapa lelah saya jika saya mengatakan “ya?”
Penelitian juga menemukan bahwa adanya jeda singkat sebelum membuat pilihan meningkatkan akurasi pengambilan keputusan.
4. Tumbuhkan Harga Diri
Jika sikap people pleaser didasari alasan bahwa menyenangkan orang lain berasal dari kebutuhan untuk menerima pujian atau merasa dihargai, coba untuk bangun rasa harga diri dan kepercayaan diri yang kuat.
Caranya dengan menggeluti apa yang memang disukai, mempelajari keahlian baru, meski memang hal ini membutuhkan latihan, ketekunan, dan waktu.
5. Tetapkan Batas
Penting untuk menetapkan batasan yang jelas, lalu mengomunikasikan batasan tersebut. Jika seorang rekan kerja mulai meminta bantuan terlalu berlebihan, coba beritahu mereka bahwa itu di luar batas kemampuan Anda, sehingga Anda tidak dapat menolongnya.
6. Cobalah Self-Talk Positif
Bangun tekad untuk berhenti menjadi people pleaser dengan self-talk yang positif. Ingatkan diri bahwa Anda berhak memiliki waktu untuk diri sendiri. Sehingga, Anda tidak berkewajiban untuk memberikan waktu dan energi Anda untuk hal-hal yang tidak membuat Anda bahagia.
Baca juga: Self Reminder: Motivasi dalam Kehidupan dan Pekerjaan
Itulah penjelasan lengkap mengenai people pleaser, mulai dari definisi, ciri-ciri hingga cara yang bisa dilakukan untuk berhenti menjadi people pleaser. Intinya, perusahaan harus menawarkan solusi ketika karyawan menghadapi masalah dalam pekerjaannya.
Bicara tentang solusi, Appsensi hadir menawarkan solusi untuk membantu pengelolaan SDM. Appsensi merupakan aplikasi absensi online terpercaya berbasis mobile yang mendukung kebutuhan perusahaan, pemerintahan, dan UMKM. Appsensi memberikan solusi untuk pencatatan kehadiran, penjadwalan karyawan, penarikan laporan secara real-time, dan terintegrasi dengan payroll.
Tertarik untuk mencoba menggunakan Appsensi? Atau jika Anda mempunyai pertanyaan seputar layanan Appsensi, jangan ragu untuk hubungi kami atau klik link ini untuk coba gratis selama 30 hari.
Tulis Komentar