Hero Blog General

Fungsi, Syarat, dan Proses Activity Based Costing (Model ABC)

Oktober 29, 2023

Article by Aprilia

Penetapan harga produk atau layanan dengan tepat dapat mengantarkan bisnis pada kesuksesan. Sebaliknya, kesalahan penentuan harga dapat menghancurkan bisnis.

Untuk itu, agar dapat menetapkan harga, manajemen perusahaan memerlukan sistem biaya berbasis aktivitas, atau yang dikenal dengan activity-based costing. Activity Based Costing (ABC) adalah cara termudah untuk bisa menentukan harga secara akurat.

Fungsi, Syarat, dan Proses Activity Based Costing (Model ABC)

Key Takeaways

  • Activity based costing (ABC) adalah sistem yang digunakan untuk membuat alokasi dari keseluruhan total biaya berdasarkan sumber daya yang ada untuk menjalankan kegiatan yang berhubungan dengan produksi barang dan jasa.
  • Terdapat 5 komponen activity-based costing, yakni aktivitas, resource drivers, resource, cost objects dan activity drivers.

Lantas bagaimana cara mengimplementasikan activity-based costing?

Artikel ini akan membahas seputar konsep activity-based costing, mulai dari pengertian, fungsi, komponen, syarat, dan prosesnya.

Pengertian Activity-Based Costing

Activity Based Costing (ABC) adalah sistem yang digunakan untuk membuat alokasi dari keseluruhan total biaya berdasarkan sumber daya yang ada untuk menjalankan kegiatan yang berhubungan dengan produksi barang dan jasa.

Model ABC ini didasari pada konsep bahwa untuk menjalankan suatu rencana, manajemen perusahaan akan melaksanakan serangkaian aktivitas. Aktivitas-aktivitas tersebut akan mengonsumsi sumber daya, baik berupa material, tenaga kerja, mesin-mesin, gedung, dan sebagainya.

Konsumsi sumber daya ini memicu terjadinya cost atau biaya. Jadi, model ABC mengaitkan antara aktivitas dengan konsumsi sumber daya.

Model ABC berbeda dengan metode-metode akuntansi biaya tradisional, yang menghitung biaya produk, pelanggan, atau jasa berdasarkan volume. ABC menghitung biaya produk, pelanggan, atau jasa berdasar pada aktivitas yang diperlukan atau dilakukan untuk menghasilkan atau menyediakan jasa, produk, dan pelanggan tersebut sesuai dengan prinsip cause and effect terjadinya biaya.

Melansir supplychainindonesia.com, ABC berusaha mengidentifikasi hubungan sebab-akibat (cause and effect) untuk menentukan biaya secara objektif.  Setelah biaya aktivitas diidentifikasi, biaya setiap aktivitas tersebut dihubungkan pada setiap produk, jasa, dan pelanggan sesuai dengan aktivitas yang dijalankan. 

Dengan cara ini, ABC sering mengidentifikasi bidang-bidang dengan biaya overhead per unit yang tinggi, dan mampu mengarahkan perhatian manajemen perusahaan untuk mencari cara mengurangi biaya, atau membebankan harga lebih tinggi bagi produk-produk mahal.

Jadi, bisa dikatakan bahwa ABC menghitung biaya produk, pelanggan, atau jasa dengan menghubungkan biaya overhead. Biaya overhead adalah salah satu komponen biaya produksi, selain biaya pemakaian material dan biaya tenaga kerja langsung, untuk mengonversi material menjadi produk jadi.

Activity-based costing dapat berguna jika biaya overhead tinggi dan produk/pelanggan sangat bervariasi dalam kaitannya dengan kompleksitas dan biaya penanganan.  ABC mengubah indirect cost menjadi direct cost

Fungsi Activity-Based Costing

  • Memberikan akurasi yang lebih tinggi dalam penghitungan biaya produk dan layanan dibandingkan dengan sistem penetapan biaya tradisional. Tidak semua produk diproduksi secara merata dan beberapa produk diproduksi dalam jumlah besar maupun kecil, sehingga biaya overhead produksi telah meningkat secara signifikan dan tidak lagi berkorelasi dengan jam kerja mesin produktif atau jam kerja langsung.
  • Mengetahui biaya produk dan pelanggan.
  • Mengetahui profitabilitas berdasarkan proses produksi atau pelaksanaan.
  • Memberikan analisis terstruktur sehubungan dengan proses yang kompleks.
  • Sebagai sumber informasi kepada manajemen guna membantu dalam pengambilan keputusan.
  • Menyeleksi aktivitas yang tidak menambah nilai karena keragaman produk.
  • Meningkatkan aktivitas yang bisa memberikan nilai tambah karena keragaman permintaan pelanggan berkembang pesat.

Baca juga: Business Process Management: Pengertian, Proses, & Manfaatnya

Komponen Activity Based Costing

Komponen Activity Based Costing

Activity based costing terdiri atas 5 komponen, yaitu:

1. Aktivitas

Komponen aktivitas merupakan unit kerja. Contohnya, saat pelanggan mengunjungi suatu kafe untuk makan, maka pramusaji di kafe tersebut akan melakukan aktivitas sebagai berikut:

  • memberikan menu kafe,
  • menerima pesanan,
  • mengirim pesanan ke bagian dapur,
  • menyajikan makanan dan minuman yang dipesan,
  • menghitung dan memberikan tagihan,
  • menerima uang dan memberi kembalian.

Aktivitas/kegiatan di atas menghabiskan sumber daya yang memerlukan biaya. Biaya kegiatan ditentukan dengan memperhitungkan sumber daya dan penggerak sumber daya.

2. Resource Drivers

Resource drivers atau penggerak sumber daya adalah tolak ukur jumlah resources yang dibutuhkan untuk suatu aktivitas. Komponen ini merupakan inti dari proses sumber daya menuju aktivitas.

Contohnya, persentase total meter persegi ruang yang ditempati oleh suatu aktivitas. Faktor ini digunakan untuk melacak sebagian dari biaya pengoperasian fasilitas ke aktivitas.

3. Resources

Resources atau sumber daya adalah unsur ekonomi yang dipergunakan untuk menyelesaikan suatu aktivitas. Singkatnya, hal ini merujuk pada tempat perusahaan membelanjakan uang atau menganggarkan dana dan sebagai kategori biaya untuk dicatat. 

Contoh resources adalah biaya inspeksi, perbaikan, sewa, utilitas, asuransi, depresiasi, serta persediaan. Tak hanya itu, gaji dan material juga merupakan sumber daya. Pasalnya, gaji diberikan pada karyawan untuk menyelesaikan aktivitas produksi tertentu dan material untuk membuat suatu produk.

4. Cost Objects

Wujud cost objects atau objek biaya bisa berupa produk, kontrak, pelanggan, proyek, atau aktivitas serta unit kerja lain yang menginginkan pengukuran biaya terpisah. Biaya produk atau jasa adalah objek biaya yang paling umum.

Komponen esensial untuk menghitung objek aktivitas ke objek biaya pada activity based costing adalah penggerak aktivitas.

5. Activities Drivers

Activities drivers atau penggerak biaya kegiatan adalah ukuran frekuensi dan banyaknya permintaan yang ditempatkan pada aktivitas oleh objek biaya. Jadi, seperti halnya penggerak sumber daya yang digunakan untuk melacak sumber daya ke aktivitas, penggerak biaya aktivitas digunakan untuk melacak biaya aktivitas ke objek biaya.

Intinya, activities drivers adalah segala aktivitas yang menghasilkan biaya. Unsur dari penggerak biaya dalam activity based costing diantaranya, seperti volume atau tingginya aktivitas dan mampu memberikan dampak langsung pada kebutuhan dana pada suatu aktivitas (selama kurun waktu tertentu).

Artinya, ada hubungan sebab-akibat antara perubahan tingkat aktivitas atau volume dan perubahan tingkat biaya total objek biaya tersebut. Jadi, pendorong biaya menandakan faktor, kekuatan, atau peristiwa yang menentukan biaya kegiatan. Berdasarkan penggunaan aktivitas (konsumsi), biaya aktivitas dilacak ke objek biaya.

Berikut beberapa contoh activities drivers pada perusahaan manufaktur, antara lain:

  • total pesanan pengiriman untuk departemen pengiriman,
  • kuantitas pesanan yang diterima untuk departemen penerima,
  • besaran pesanan pembelian guna menganggar operasional departemen pembelian,
  • nilai material atau bahan dalam suatu produk,
  • total inspeksi,
  • kuantitas jadwal yang diubah,
  • total karyawan,
  • kuantitas unit yang telah dihapus,
  • total bagian,
  • jumlah pesanan pelanggan yang diproses,
  • kuantitas lamanya waktu menangani material,
  • besaran jam kerja langsung.

Baca juga: Mengenal Business Model Canvas dalam Perencanaan Bisnis

Syarat Penerapan Activity Based Costing

Dalam penerapannya, terdapat 3 syarat wajib yang harus dipenuhi untuk melakukan activity based costing, yaitu:

1. Perusahaan Memiliki Tingkat Diversitas Tinggi

Syarat pertama, perusahaan diharuskan memiliki produksi beberapa macam produk atau lini produk yang diproses dengan fasilitas yang sama. Kondisi ini tentunya akan menimbulkan masalah dalam melakukan pembebanan biaya ke masing-masing produk.

2. Tingkat Persaingan Industri yang Tinggi

Dalam bisnis, terdapat beberapa perusahaan yang menghasilkan produk yang sama atau sejenis. Jika persaingan produk dari perusahaan lain tinggi, maka untuk memperbesar jangkauan pasar, perusahaan akan meningkatkan persaingan.

Semakin besar jangkauan pasar, semakin besar pula peran informasi tentang penentuan harga pokok yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan. Dalam persaingan bisnis antarperusahaan, dibutuhkan pembebanan biaya yang akurat. Informasi tentang pembebanan biaya yang akurat akan membantu pihak manajemen dalam proses pengambilan keputusan. 

3. Biaya Pengukuran Rendah

Measurement cost atau biaya pengukuran adalah biaya yang terkait dengan pengukuran yang digunakan oleh suatu sistem biaya. Agar penerapan sistem ABC bisa optimal, biaya pengukuran untuk menghasilkan informasi biaya aktivitas harus relatif rendah dari manfaat yang akan diperoleh. Dengan begitu, perusahaan tidak merugi.

Baca juga: Road Map adalah: Kenali Pengertian, Product, dan Cara Membuatnya

Proses Activity-Based Costing

Melansir Pintu.co.id, berikut rangkaian proses dari model akuntansi biaya activity based costing:

1. Menentukan Aktivitas 

Langkah pertama dalam melakukan activity based costing adalah menentukan jenis aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan untuk menjalankan bisnis dan seluruh sistem operasionalnya. Hal ini mulai dari pembelian, penerimaan, loading barang, pengemasan, pengangkutan, penanganan, penjualan, promosi serta aktivitas marketing, dan lain sebagainya.

2. Mengidentifikasi Biaya Aktivitas

Setelah menentukan jenis aktivitas, selanjutnya lakukan identifikasi biaya. Biaya-biaya yang terkait dengan kegiatan perusahaan harus diidentifikasi dan dikategorikan berdasarkan jenisnya masing-masing.

3. Menghitung Biaya Aktivitas

Selesai mengidentifikasi, masuk ke tahapan ketiga, yakni menghitung keseluruhan total biaya aktivitas tersebut. Biaya aktivitas meliputi keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk atau jasa.

4. Menentukan Alokasi Biaya Aktivitas

Tahapan terakhir adalah menentukan alokasi dari setiap biaya aktivitas berdasarkan cause and effect (sebab akibat). Dengan begitu, alokasi biaya yang lebih akurat bisa diperoleh. Alokasi biaya ini selanjutnya dapat digunakan oleh manajemen untuk membuat berbagai keputusan bisnis, termasuk kebijakan mengenai penentuan harga produk.

Demikian pembahasan mengenai activity based costing. Dengan menerapkan proses activity based costing di atas, Anda dapat menetapkan harga berdasarkan keseluruh total biaya dari aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan secara akurat.

Untuk urusan perhitungan gaji dengan cepat dan akurat, serta terhindar dari risiko salah hitung, Anda bisa mengandalkan Appsensi.

Appsensi adalah aplikasi absensi online terpercaya berbasis mobile yang mendukung kebutuhan perusahaan, pemerintahan, dan UMKM. Appsensi memberikan solusi untuk pencatatan kehadiran, penjadwalan karyawan, dan penarikan laporan secara real-time.

Appsensi juga terintegrasi dengan payroll. Anda tidak perlu repot lagi menghitung gaji secara manual setiap bulan.

Tertarik untuk mencoba menggunakan Appsensi? Atau jika Anda mempunyai pertanyaan seputar layanan Appsensi, jangan ragu untuk hubungi kami atau klik link ini untuk coba gratis selama 30 hari.

Aprilia

Human Resources Consultant

Artikel Terkait

Top Artikel

TOC Icon