Istilah ilmiah tentang keadaan mental sedang marak-maraknya digunakan oleh generasi Z dan Millenials. Mereka yang berstatus karyawan beberapa kali mengungkapkan keresahan di sosial media dengan berbagai macam istilah, salah satunya overwhelming. Pernahkah Anda mendengar kata tersebut?
Overwhelming pada karyawan merujuk pada timbulnya perasaan yang kuat dan intens ketika seseorang merasa terbebani atau kewalahan oleh tuntutan yang berlebihan atau situasi sulit di tempat kerja. Hal ini ditandai dengan perasaan stres yang berat, kelelahan mental dan fisik, serta ketidakmampuan untuk menghadapi atau mengelola tugas-tugas yang diberikan.
Karyawan yang mengalami overwhelming sering kali merasa tertekan karena memiliki beban kerja yang terlalu banyak, tenggat waktu yang ketat, dan harapan yang tidak realistis. Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan pribadi, sehingga merasa terjebak dalam siklus tanpa henti dari tugas-tugas dan tanggung jawab.
Perasaan overwhelming dapat memiliki dampak negatif yang signifikan pada karyawan dan organisasi. Karyawan yang merasa kewalahan cenderung mengalami penurunan produktivitas, motivasi yang rendah, dan peningkatan risiko terhadap masalah kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi. Mereka juga mungkin mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan rekan kerja, mengambil keputusan yang tepat, atau menjaga kualitas pekerjaan.
Untuk mengatasi overwhelming, karyawan perlu mencari cara untuk mengelola beban kerja mereka dengan efektif, seperti mengembangkan keterampilan manajemen waktu, menetapkan prioritas yang jelas, dan belajar mengenali batasan pribadi. Dukungan dari atasan, rekan kerja, dan perusahaan juga penting untuk membantu karyawan mengatasi perasaan kewalahan dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan berkelanjutan.
Secara singkat, overwhelming pada karyawan mencerminkan perasaan kewalahan dan tekanan yang berlebihan akibat beban kerja yang tinggi dan situasi yang menantang di tempat kerja. Penting bagi individu dan organisasi untuk mengenali dan mengatasi perasaan ini agar karyawan dapat tetap sehat secara fisik dan mental serta memberikan kontribusi yang maksimal dalam pekerjaan mereka.
Key Takeaways:
- Faktor penyebab overwhelming pada karyawan meliputi beban kerja yang berlebihan, kurangnya sumber daya, konflik peran, kurangnya keterlibatan dalam pengambilan keputusan, kurangnya dukungan sosial, dan ketidakseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
- Untuk mengatasi overwhelming pada karyawan, perlu dilakukan evaluasi beban kerja yang adil, penyediaan sumber daya yang memadai, promosi keseimbangan kerja-hidup, komunikasi yang efektif, dukungan karyawan, dan pengakuan atas kontribusi karyawan.
Faktor-Faktor Penyebab Overwhelming
Perasaan kewalahan ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang terkait dengan tuntutan pekerjaan dan lingkungan kerja. Berikut adalah beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab overwhelming pada karyawan:
1. Beban Kerja yang Berlebihan
Salah satu faktor utama adalah beban kerja yang berlebihan. Tugas yang terlalu banyak, tenggat waktu yang ketat, dan ekspektasi yang tidak realistis dapat meningkatkan tingkat stres dan menghasilkan perasaan kewalahan. Ketika karyawan merasa tidak mampu menyelesaikan semua tugas yang ditugaskan, mereka dapat merasa terjebak dalam lingkaran tuntutan yang terus meningkat.
2. Kekurangan Sumber Daya
Ketika karyawan tidak memiliki sumber daya yang memadai, seperti waktu, anggaran, atau peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka, hal ini dapat menyebabkan perasaan kewalahan. Kurangnya dukungan dan bantuan dari rekan kerja atau atasan juga dapat menjadi faktor yang memperburuk situasi.
3. Kurangnya Keterlibatan dalam Pengambilan Keputusan
Karyawan yang merasa tidak terlibat dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi pekerjaan mereka, seperti target kinerja atau perencanaan proyek, dapat merasa kurang memiliki kendali atas pekerjaan mereka. Hal ini dapat menimbulkan perasaan tidak berdaya dan kewalahan karena mereka merasa tugas-tugas yang ditugaskan tidak sesuai dengan keinginan dan kemampuan mereka.
4. Konflik Peran
Konflik peran terjadi ketika karyawan diberi tugas yang saling bertentangan atau bertentangan dengan nilai-nilai dan identitas mereka. Misalnya, ketika seorang karyawan harus mengatasi kepentingan yang bertentangan antara tugas tim dan tugas individu, atau ketika mereka diberi tanggung jawab yang melebihi kompetensi mereka. Konflik peran semacam itu dapat menyebabkan kebingungan, stres, dan perasaan kewalahan.
5. Kurangnya Dukungan Sosial
Dukungan sosial dari atasan dan rekan kerja adalah faktor yang penting dalam mengatasi perasaan kewalahan. Kurangnya dukungan sosial, seperti kurangnya komunikasi yang efektif, kurangnya pengakuan terhadap pencapaian, atau kurangnya kesempatan untuk berbagi pengalaman dengan rekan kerja, dapat memperburuk perasaan kelelahan pada karyawan.
6. Ketidakseimbangan Pekerjaan-Hidup
Ketidakseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi juga dapat menyebabkan overwhelming. Ketika karyawan tidak memiliki waktu yang cukup untuk istirahat, relaksasi, dan menjaga hubungan sosial di luar pekerjaan, mereka rentan terhadap kelelahan dan stres yang berkelanjutan.
Penting bagi organisasi dan manajer untuk mengetahui kondisi ini pada karyawan. Sebab terlepas dari faktor penyebab, overwhelming dapat membuat pekerja tidak maksimal dalam menunaikan tugasnya.
Baca juga: 8 Aktivitas Mood Booster untuk Mengembalikan Semangat Kerja
Cara Perusahaan Mengatasi Overwhelming pada Karyawan
Setelah mengetahui, tentu perusahaan juga harus memiliki cara untuk membantu karyawan keluar dari perasaan overwhelmed. Untuk mengatasi overwhelming pada karyawan, perusahaan dapat mengimplementasikan beberapa langkah dan kebijakan yang dapat membantu menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan mengurangi tingkat stres. Berikut adalah beberapa cara perusahaan dapat mengatasi overwhelming pada karyawan:
1. Evaluasi Beban Kerja
Perusahaan dapat melakukan evaluasi terhadap beban kerja yang diberikan kepada karyawan. Ini melibatkan peninjauan tugas dan tanggung jawab yang ditugaskan, serta mengevaluasi apakah target dan tenggat waktu yang ditetapkan realistis. Jika ditemukan beban kerja yang tidak seimbang, perusahaan dapat melakukan redistribusi tugas atau memperluas tim untuk mengurangi tekanan pada karyawan.
2. Penyediaan Sumber Daya yang Memadai
Perusahaan harus memastikan bahwa karyawan memiliki sumber daya yang memadai untuk menyelesaikan tugas mereka. Ini termasuk alokasi waktu yang wajar, akses ke peralatan dan teknologi yang diperlukan, serta dukungan dari tim atau departemen lain yang relevan. Dengan menyediakan sumber daya yang cukup, perusahaan dapat membantu mengurangi beban dan perasaan kelelahan pada karyawan.
3. Promosikan Keseimbangan Kerja-Hidup
Perusahaan dapat mendorong karyawan untuk mencapai keseimbangan yang sehat antara pekerjaan dan kehidupan pribadi dengan mengadopsi kebijakan yang memungkinkan fleksibilitas kerja, seperti jadwal kerja yang fleksibel atau kerja jarak jauh. Selain itu, perusahaan dapat mengedukasi karyawan tentang pentingnya mengatur batasan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, serta memberikan saran dan sumber daya untuk mengelola stres dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.
4. Komunikasi yang Efektif
Perusahaan harus memastikan komunikasi yang terbuka dan efektif antara manajemen dan karyawan. Ini termasuk menyediakan saluran komunikasi yang baik, mendengarkan masukan dan kekhawatiran karyawan, dan memberikan umpan balik yang jelas dan konstruktif. Dengan membangun komunikasi yang baik, perusahaan dapat mengidentifikasi masalah yang mungkin menyebabkan overwhelming dan bekerja sama dengan karyawan untuk menemukan solusi yang tepat.
5. Dukungan Karyawan
Perusahaan harus menyediakan dukungan yang memadai bagi karyawan yang mengalami perasaan kewalahan. Ini dapat mencakup program pelatihan dan pengembangan untuk meningkatkan keterampilan manajemen waktu dan stres, dukungan konseling atau psikologis, serta akses ke sumber daya kesehatan mental. Melalui dukungan ini, perusahaan dapat membantu karyawan mengatasi overwhelming dan memperkuat kesejahteraan mereka secara keseluruhan.
Baca juga: Penting Banget! Arti Support System di Dunia Kerja
6. Penghargaan dan Pengakuan
Perusahaan harus menghargai dan mengakui kontribusi karyawan yang berkualitas. Penghargaan dan pengakuan yang tepat dapat membantu meningkatkan motivasi karyawan dan memberikan mereka rasa bangga, serta semangat bekerja.
Mengatasi Overwhelming Dengan Appsensi
Perusahaan harus sadar kondisi kerja yang overwhelming pada karyawan. Sebab, beban pekerjaan yang membuat overwhelming pada karyawan akan menurunkan produktivitas. Pastikan semua karyawan Anda mendapat beban kerja yang ideal.
Pembagian kerja harus sesuai dengan tanggung jawab yang ada, membuat karyawan Anda lebih produktif. Pekerjaan ini tentu saja tidak mudah. Anda dapat melakukan kesalahan saat sedang mengawasi karyawan, mungkin alat bantu untuk memantau beban kerja akan sangat membantu Anda.
Atas tingginya kebutuhan tersebut, Appsensi hadir sebagai aplikasi absensi mobile yang memberikan win to win solution bagi perusahaan dan karyawan melalui berbagai fitur menarik dan bermanfaat seperti absensi online, laporan kehadiran, pengajuan cuti dan lembur, pengajuan klaim, payroll, laporan aktivitas, dan masih banyak fitur lainnya.
Appsensi juga menyediakan berbagai fitur yang dapat membuat proses kerja HRD menjadi lebih produktif dan membantu karyawan untuk menghindari beban kerja yang overwhelming. Fitur Laporan Aktivitas di Appsensi akan membantu HRD untuk memonitor aktivitas karyawan selama bekerja dan HRD dapat menarik laporannya baik secara harian maupun bulanan.Â
Tertarik untuk menggunakan layanan dari Appsensi? Anda dapat menghubungi kami di sini. Jika masih ragu, Anda juga bisa mencoba aplikasi mobile attendance Appsensi secara gratis selama 30 hari.
Jika tertarik untuk melihat bagaimana Appsensi dapat mempermudah pekerjaan saat ini, Anda bisa langsung menghubungi kami melalui link ini dan konsultasikan hak yang menjadi kebutuhan perusahaan Anda.